Mengintip Bilik Asmara Tempat Pengungsian Warga Terdampak Gunung Merapi

Penulis: Rendika Ferri K
Editor: Iwan Al Khasni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bilik Asmara yang disiapkan di Tempat Pengungsian di Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Minggu (15/11/2020).

Kasur dan alas tidur saat ini belum ada dan akan dipenuhi nanti.

Ruangannya pun sederhana. U

kurannya 4 x 6 meter.

“Memang standarnya dikasihkan itu. Kita tinggal menjalankan."

"Kamar mandi sama ruangan. Kasur dan lainnya menyusul. Masih sederhana."

"Karena gedung masih baru jadi. Nanti akan disiapkan. Lokasinya di dalam satu gedung."

"Bilik asmara dua dan di dalam ada kamar mandinya. Belum disediakan kasurnya. Masih seadanya,” ujarnya.

Meski sudah disediakan, bilik asmara ini masih belum dipergunakan.

Suasana tempat pengungsian di Balai Desa Deyangan, Mungkid, Magelang, Jumat (6/11/2020). Pengungsi berasal dari Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. (Tribunjogja/ Rendika Ferri K)

Hal ini karena pengungsi masih sekitar lima persen dari jumlah warga.

Sebagian besar adalah kelompok rentan seperti anak-anak, orang tua, ibu hamil dan menyusui serta lansia.

Penggunaannya pun harus seizin dari pengelola.

Tentunya harus memiliki surat resmi nikah atau hubungan suami isteri.

“Belum dipergunakan. Karena baru lima persen dari penduduk sana. Pengungsi ini adalah mereka yang kelompok rentan."

"Kalau mau digunakan akan koordinasi dengan teman-teman di Krinjing, mana yang mau memakai itu. Tapi kita menjaga supaya aman. Ini buat teman-teman yang statusnya masih subur,” ujarnya.

Selain bilik asmara, pihak desa juga menyediakan fasilitas lain seperti ruang menyusui atau laktasi, kamar mandi yang berjumlah lebih dari 12 buah, bilik untuk tinggal pengungsi.

Halaman
123

Berita Terkini