"Guguran teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan dengan jarak luncur maksimal sejauh 3 km di sektor barat ke arah hulu Kali Sat pada 8 November pukul 12.57 WIB," tutur Hanik.
Baca juga: AC MILAN Capai Kesepakatan dengan Bintang RB Salzburg Pengganti Calhanoglu?
Baca juga: Hasil MotoGP Valencia: Franco Melesat di FP3, Joan Mir Bangkit, Quartararo Valentino Rossi Terpuruk
Baca juga: HUT ke-75 Brimob Dilaksanakan Serentak Secara Virtual
Analisis morfologi area kawah berdasarkan foto dari sektor tenggara pada 11 November 2020 tidak menunjukkan adanya perubahan morfologi kubah.
Perhitungan volume kubah lava berdasarkan pengukuran menggunakan foto udara dengan drone pada 3 November 2020 sebesar 200.000 m3.
Pada minggu ini, lanjut Hanik, terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 34 mm/jam selama 35 menit di Pos Ngepos pada 11 November 2020.
"Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," ungkapnya.
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental, maka disimpulkan terdapat peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi, sehingga status aktivitas ditetapkan dalam tingkat aktivitas siaga.
"Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dan awan panas sejauh maksimal 5 km," tandas Hanik. (uti)