"Kalau ada nomenklatur sendiri, maka penanganannya akan bisa fokus. Ini penting sekali," katanya.
Baca juga: Gunung Merapi Siaga, Sapi Milik Warga Kalitengah Lor Sleman Dievakuasi Bertahap
Baca juga: Kemenkop UKM Pertahankan Eksistensi Pasar Tradisional dengan Memberikan Ruang Digital
Sukim, salah satu peternak asal Sumbermulyo, Kepek, Wonosari mengaku banyak mendapat informasi menarik berkaitan dengan peternakan. Apalagi dengan persoalan pemasaran dari hewan ternak.
Menurutnya, selama ini peternak belum jadi profesi utama.
Pasalnya, hasil yang didapat tidak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan untuk beternak sapi.
"Harga bibitnya sudah mahal. Memang hasil penjualan besar tapi harganya justru turun," kata Sukim.
Lewat diskusi tersebut, ia mengetahui bahwa pemasaran sebaiknya dilakukan sendiri tanpa mengandalkan tengkulak. Dengan demikian keuntungan yang didapat pun bisa lebih besar.
Sukim pun ingin peternak dari Selandia Baru tersebut didatangkan ke Gunungkidul. Agar ia bisa mendapat pendampingan secara langsung dan lebih rinci lagi.
"Secara otomatis nanti peternak-peternak sapi di Gunungkidul bisa makin maju," katanya. (alx)