Prediksi BPPTKG Yogyakarta Terkait Waktu dan Karakter Erupsi Gunung Merapi Berikutnya

Penulis: Maruti Asmaul Husna
Editor: Muhammad Fatoni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kubah lava Gunung Merapi

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta memberikan penjelasan dan prediksi terkait waktu erupsi Gunung Merapi selanjutnya.

BPPTKG Yogyakarta pun hingga saat ini secara rutin mengamati aktivitas Gunung Merapi.

Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, mengatakan sampai saat ini aktivitas Gunung Merapi masih terus berlanjut.

Menurutnya, data seismisitas, deformasi, dan gas masih di atas normal.

"Aktivitas vulkanik yang masih berlanjut sampai hari ini, pascaletusan 21 Juni 2020 teramati deformasi berupa pemendekan jarak melalui EDM (electronic distance measurement) diiringi juga dengan peningkatan aktivitas kegempaan," ujar Hanik dalam pembukaan peringatan Dasawarsa Merapi secara daring, Senin (26/10/2020).

Baca juga: Refleksi 10 Tahun Merapi, Upaya Membumikan Mitigasi dan Sadar Bencana

Baca juga: Sisi Lain Pengamat Gunung Merapi, Jawara Kebut Gunung, Naik Turun Ditempuh 1 Jam 22 Menit

Ia melanjutkan, saat ini aktivitas vulkanik Gunung Merapi semakin intensif dengan kejadian gempa rata-rata, yakni gempa vulkanik dangkal (VTB) 6 kali per hari dan gempa multiphase (MP) sebanyak 83 kali per hari, serta deformasi dari EDM sebesar 2 cm per hari.

"Hal ini menunjukkan waktu erupsi berikutnya sudah semakin dekat. Berdasarkan data yang ada erupsi berikutnya tidak akan sebesar erupsi 2010 dan cenderung mengikuti perilaku erupsi 2006. Erupsi Merapi adalah sebuah keniscayaan yang masyarakat sudah beradaptasi dengannya," ungkap Hanik.

Ladang batu pasir di Kali Gendol setelah Gunung Merapi meletus (Tribunjogja.com |)


Hanik menerangkan, aktivitas Gunung Merapi saat ini sangat berbeda dengan erupsi 2010 dan berbeda pula dengan erupsi 2006.

Ketiga erupsi terakhir tersebut memiliki karakter yang berbeda-beda.

Erupsi saat ini, kata Hanik, merupakan rangkaian erupsi yang panjang, yang dimulai sejak Mei 2018 yang mana erupsinya didominasi dengan gas yang sifatnya eksplosif.

"Tetapi dengan indeks eksplosivitas terendah yaitu dibanding erupsi 2010 ini 1/1000 atau 1/100 dibanding indeks eksplosivitas erupsi 2006," imbuh Hanik.

Baca juga: Kisah-kisah Mendebarkan Pengamat Gunung Merapi, Bekerja dalam Sunyi Jauh dari Pemukiman

Baca juga: Cerita Menegangkan di Belakang Sirine Peringatan Letusan Gunung Merapi

Dengan belum berakhirnya pandemi saat ini, lanjut Hanik, tentunya penanganan mitigasi bencana sangat berbeda dengan bencana saat tidak adanya pandemi.

Melalui kegiatan peringatan 10 tahun erupsi Gunung Merapi yang bertajuk 'Refleksi Erupsi 2010 untuk Mitigasi di Masa Pandemi' BPPTKG berupaya meminimalisir risiko bencana dengan mitigasi bencana Gunung Merapi.

Hal itu dilakukan melalui berbagai kegiatan selama 26-4 November 2020. 

( tribunjogja.com )

Berita Terkini