10 Tahun Erupsi Gunung Merapi

Sisi Lain Pengamat Gunung Merapi, Jawara Kebut Gunung, Naik Turun Ditempuh 1 Jam 22 Menit

Kebut Gunung itu lomba adu kecepatan mendaki Merapi dan Merbabu. Peserta akan membawa beban pasir seberat 15 kilogram

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Iwan Al Khasni
IST
Pendakian Pertama Tim BPPTK Setelah Erupsi 2010 

Bermula dari Porter Gunung Merapi jadi PGM Selo

Tribunjogja.com Yogyakarta --- Kisah unik menarik penuh lika-liku diceritakan Suratno alias Surat. Dia merupakan petugas pengamat Merapi paling baru yang dipekerjakan BPPTKG Yogyakarta.

Sebelumnya ia hanyalah porter lepas yang kerap diminta membantu para petugas BPPTKG Yogyakarta (dulu namanya BPPTK Yogyakarta).

Saat ini Surat ditugaskan di PGM Selo. Pos ini popular disebut UGA Selo. UGA singkatan Unit Gunung Api, nama peninggalan era Orde Lama.

Ia dilahirkan di Dusun Plalangan, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali pada 1972. Surat berlatar petani dan penggarap ladang.

Ia hanya mencicipi pendidikan di SD Selo 2. Sesudah itu tidak melanjutkan sekolah, karena situasi ekonomi. Pak Surat berkelana, menemukan pekerjaan di peternakan ayam.

Pertama kali ia bekerja di sebuah peternakan ayam di Polokarto, Sukoharjo. Sehari-hari ia tinggal di kandang, di lokasi yang jauh dari permukiman penduduk.

Sejak tahun 2000an, ia pulang ke Selo, membantu orang tuanya bertani. Pada tahun itu, di Selo digelar Lomba Kebut Gunung Merapi-Merbabu.

Suratno yang sebelumnya kerap naik turun Merapi ikut serta. “Saat itu start lomba mendaki Merapi dari Joglo Selo, bukan dari New Selo seperti sekarang,” kata Suratno.

Kebut Gunung itu lomba adu kecepatan mendaki Merapi dan Merbabu. Unsur kecepatan faktor penentu. Setiap peserta akan membawa beban pasir seberat 15 kilogram, ditambah perbekalan pribadi seperlunya.

Beban 15 kilogram itu harus utuh saat start maupun finish di titik awal keberangkatan. Di sepanjang rute ada pos-pos yang dijaga panitia, sehingga tidak mungkin beban itu dilepas atau dikosongkan.

“Waktu tempuh saya 1 jam 22 menit, pulang pergi. Saya juara dua. Juara pertamanya Ramli, tetangga satu dusun (Plalangan). Juara ketiganya Arif dari Jogja,” kenang Surat.

Waktu tempuh 1 jam 22 menit naik turun ke puncak Merapi (Pasar Bubar), tentu saja tidak masuk akal buat orang awam.

Apalagi start dari dekat jalan raya Selo, bukan di Plawangan (New Selo) seperti pintu masuk pendakian Merapi sekarang ini.

Nah, saat jelang letusan 2010, Suratno dimasukkan ke tim 7, yang mendaki ke puncak seminggu sebelum erupsi. Ia turut merasakan pengalaman istimewa bersama petugas Merapi lainnya.

Pantauan Gunung Merapi via PGM Selo
Pantauan Gunung Merapi via PGM Selo (twitter BPPTKG)
Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved