Penanganan Covid

Peringatan 10 Tahun Erupsi Besar Merapi, BPPTKG Selenggarakan Kegiatan Mitigasi di Masa Pandemi

Penulis: Maruti Asmaul Husna
Editor: Kurniatul Hidayah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida saat membuka acara Dasawarsa Merapi, Senin (26/10/2020)

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Tepat sepuluh tahun lalu, yakni Selasa, 26 Oktober 2010 terjadi letusan besar Gunung Merapi yang memakan korban ratusan nyawa.

Kini, gunung yang berbatasan dengan empat kabupaten itu masih menunjukkan aktivitas di atas rata-rata dengan status waspada.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengadakan peringatan 10 tahun erupsi Gunung Merapi yang dilaksanakan selama 26 Oktober hingga 4 November 2020.

Kegiatan yang bertajuk 'Refleksi Erupsi 2010 untuk Mitigasi di Masa Pandemi' ini berupaya meminimalisir risiko bencana dengan mitigasi bencana Gunung Merapi melalui berbagai kegiatan.

Di antaranya webinar, jagongan virtual warga Merapi, open house virtual BPPTKG, dan lomba video Tiktok.

Baca juga: Langkah Persiapan Gugus Tugas Penanganan Covid DI Yogyakarta Saat Masa Libur Panjang Akhir Pekan Ini

Baca juga: Mobil PCR Milik Bantul Segera Datang, Bisa Layani Tes Swab 126 Orang Per Hari

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida dalam pembukaan kegiatan Dasawarsa Merapi secara virtual mengatakan, erupsi Gunung Merapi pada 2010 merupakan erupsi yang besar dengan indeks erupsi tertinggi untuk Gunung Merapi, yaitu 4.

Menurutnya, erupsi dengan indeks 4 sebelumnya terjadi pada 1872.

"Jadi sudah lebih dari 100 tahun jaraknya dengan erupsi 2010. Erupsi 2010 ini merupakan peristiwa yang sangat penting dalam sejarah pengelolaan gunung api," imbuhnya.

Hanik melanjutkan, erupsi besar Gunung Merapi 2010 memberi pelajaran yang sangat berarti dalam pengelolaan bencana gunung api, baik dari sisi data teknis yaitu interpretasi, prediksi, dan peringatan dini maupun penyampaian informasi kepada para pemangku kepentingan.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Geologi, Eko Budi Lelono menyampaikan, Gunung Merapi dicirikan dengan munculnya kubah lava di bagian puncak yang selanjutnya dapat gugur menjadi awan panas.

Baca juga: BPPTKG: Erupsi Merapi Berikutnya Semakin Dekat, Cenderung Mirip Perilaku 2006

Baca juga: Pedagang Pasar Beringharjo Berharap Pada Peningkatan Kunjungan Saat Libur Panjang

"Awan panas merupakan material erupsi yang mematikan," imbuhnya.

Eko mengingatkan, dalam periode kurang dari 7 tahun dan rata-rata 4 tahun pengulangan erupsi Gunung Merapi dapat terjadi.

"Erupsi 2010 merupakan erupsi besar dan banyak pembelajaran yang dapat dipetik dalam penanggulangan kebencanaan apalagi saat ini merupakan masa pandemi. Dalam rangka upaya merawat ingatan, maka BPPTKG menyelenggarakan peringatan erupsi 2010 ini," tandasnya. (uti)

Catatan Redaksi: Bersama kita lawan virus corona. Tribunjogja.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu 3M:

- Wajib Memakai masker
- Wajib Menjaga jarak dan menghindari kerumunan
- Wajib Mencuci tangan dengan sabun

Berita Terkini