Begini Format Pendistribusian Vaksin Virus Corona Menurut WHO

Editor: Hari Susmayanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi vaksin virus corona covid-19

TRIBUNJOGJA.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merencanakan akan mendistribusikan vaksin virus corona dalam dua tahap.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam jumpa pers yang dilaksanakan, Senin (21/9/2020).

Rencananya, ada dua tahap distribusi yang akan dipelajari dan dinilai dengan cermat.

Pada tahap pertama, dosis akan didistribusikan secara proposional.

Artinya, setiap negara yang tergabung dalam program Covid-19 Vaccines Global Acces Facility ( Covax) akan mendapat dosis untuk satu bagian dari populasinya.

Dimulai dari 3 persen hingga 20 persen.

Jika pasokan masih terbatas setelah ambang 20 persen dosis vaksin terpenuhi, maka akan dialihkan ke metode alokasi.

Tahap 2, Covax akan mempertimbangkan tingkat risiko setiap negara, mengirim lebih banyak dosis ke negara-negara dengan risiko tertinggi.

Rencana tersebut menjelaskan bahwa setiap negara yang berpartisipasi dalam Covax dapat memutuskan siapa yang akan divaksin terlebih dahulu.

Namun gagasan ini didasarkan pada gagasan bahwa dosis vaksin untuk 3 persen populasi suatu negara sudah digunakan untuk memvaksinasi pekerja medis terlebih dahulu kemudian kelompok berisiko tinggi lainnya.

"Memberi dosis yang cukup ke setiap negara untuk diberikan ke orang yang berisiko tinggi meninggal adalah pendekatan terbaik untuk memaksimalkan dampak dari sejumlah kecil vaksin," ujar Mariângela Batista Galvão Simão, asisten direktur jenderal WHO untuk obat-obatan dan produk kesehatan seperti dilansir The Washington, Senin (21/9/2020).

BREAKING NEWS : Pemda DIY Benarkan ASN Dinas Kesehatan DIY Meninggal karena Covid-19

Di sisi lain, dalam laporan kebijakan bulan ini yang terbit di jurnal Science, ahli menawarkan rencana distribusi alternatif yang disebut Model Prioritas Adil.

Rencana ini dinilai merujuk pada pendekatan berbasis negara yang kritis.

Peneliti berpendapat, tidak masuk akal hanya memberikan 3 persen bagian yang sama untuk tiap negara.

Mereka memberi contoh Selandia Baru dan Papua Niugini yang memiliki kebutuhan dan sumber daya sangat berbeda.

Halaman
12

Berita Terkini