Yogyakarta

Pemda Dorong Perusahaan dan UMKM Terapkan Program Stay at Home Ekonomi

Penulis: Santo Ari
Editor: Gaya Lufityanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi

TRIBUNJOGJA.COM - Staf Ahli Gubernur DI Yogyakarta Bidang Ekonomi dan Pembangunan Budi Wibowo mendorong pemerintah daerah untuk mempersiapkan diri dalam pendataan dan verifikasi UMKM untuk mendapatkan Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro (BPUM).

Dia juga meyakini pendataan ini penting tapi juga perlu kerjasama yang baik juga dari pusat.

"Kami mohon data betul fix dan mempersiapkan diri betul, bahwa pemulihan ekonomi nasional melalui bidang koperasi umkm ini benar-benar bisa menumbuhkan ekonomi di DIY," ujarnya saat ditemui di sela acara Forum Konsultasi Penyaluran BPUM di Royal Ambarrukmo, Kamis (10/9/2020).

Ia menilai, kalau para pelaku UMKM ini tidak segera mendapatkan bantuan dan tidak segera menggeliat, maka ekonomi DIY akan semakin terpuruk.

Maka dari itu, BPUM ini adalah satu kesempatan yang harus dimanfaatkan untuk menggerakan ekonomi daerah.

Pendataan UMKM Calon Penerima Bantuan Presiden Akan Ditutup 11 September

Dalam forum tersebut, ia juga memberikan masukan agar ada pengembangan program stay at home ekonomi.

"Artinya mereka berproduksi di rumah. Saya sudah matur Gubernur, agar dinas terkait melakukan identifikasi terhadap perusahaan mana saja di DIY yang bisa melakukan pekerjaan dari rumah," ungkapnya.

"Kalau itu bisa dikerjakan di rumah ya kenapa harus dikerjakan di perusahaan? Kita harus menghindari kerumunan, karena ini grafiknya naik dan ini membahayakan sekali. Nah karena itu stay at home ekonomi menjadi satu pilihan dan itu pasti bisa dilakukan," imbuhnya.

Ia memaparkan bahwa sudah ada dua perusahaan yang menerapkan konsep ini, yakni di Kulon Progo dan di Bantul. Kedua perusahaan ini bergerak di bidang produksi kerajinan tangan.

Menurutnya, semua sektor perusahaan maupun UMKM bisa menerapkan program stay at home ekonomi.

"Kami sudah sampaikan contoh itu ke gubernur. Harus segera kita lakukan identifikasi dan kita gerakan. Kalau itu bisa (dikerjakan di rumah), kenapa harus dikerjakan di perusahaan?" tuturnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM, Hanung Harimba Rachman menjelaskan, selain bantuan dana dari pemerintah, pihaknya juga telah banyak melakukan program peningkatan produktivitas UMKM.

Bank Indonesia Ingin UMKM Naik Kelas

Menurutnya, digitalisasi adalah satu di antara kunci yang penting agar UMKM bisa bertahan di tengah pandami.  

"Kami mendorong UMKM itu on boarding. Karena tidak semua UMKM ini mudah masuk di digital, kita berikan pelatihan dan juga ada program kakak asuh. Jadi bagi UMKM yang sudah berhasil onboarding, mereka bisa mengajak tiga UMKM lain untuk masuk ke platform digital," ujarnya.

Selain itu, ada pula program untuk mendorong adanya reseller.

Menurut Hanung, butuh suatu transisi bagi mereka yang tidak bisa dengan mudah masuk ke digital.

Maka dari itu pihaknya menggandeng para sarjana untuk masuk ke pelatihannya dan menjadi reseller dari produk-produk UMKM.

"Kita juga melakukan konsolidasi UMKM, agar brand mudah masuk ke platform digital dan mudah mendapatkan sertifikasi," jelasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkini