“Orang tua ada yang menunggui anaknya, ada yang ditinggal. Anak-anak sangat senang dan begitu antusias. Saya juga berbincang-bincang dengan orang tua, semua setuju. Orang tua senang dengan adanya program seperti ini, bahkan ada yang menyambut dengan berbagai makanan, saya bilang besok tidak usah seperti ini lagi,” tuturnya.
Menekankan Kurikulum Calistung
Purwati mengungkapkan, program guru berkunjung menekankan pada pendidikan calistung bagi siswa kelas 1.
Adapun kurikulum yang digunakan tidak mengacu kepada kurikulum K-13 sebagaimana biasanya.
Melainkan, masing-masing sekolah membuat metode pengajaran calistung sendiri.
“Dirumuskan per sekolah. Tidak ada kurikulum baku. Targetnya yang penting anak-anak bisa baca tulis berhitung. Dari Disdik yang penting bisa berhitung 1 sampai 10. Sekolah yang melakukan guru berkunjung bersama pihak Disdik Kota Yogyakarta juga sudah berkomunikasi lewat grup ‘Guru Ngaruhke’ dan rapat di Zoom,” tegasnya.
Purwati menambahkan, selama empat hari dilaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas tersebut, semua siswa dapat mengikuti dengan baik.
“Ada yang sudah lancar membaca, ada yang masih suku kata, ada yang baru mengenal huruf. Saya pesan ke orang tua agar nanti di rumah diulangi lagi,” ungkapnya.
Di luar kegiatan guru berkunjung, lanjut Purwati, para siswa tetap mengikuti pelajaran dan mengerjakan tugas secara daring.
Menurut Purwati, adanya guru berkunjung menjadi salah satu solusi pembelajaran di tengah pandemi.
“Kelas lain juga sudah pengin ada guru berkunjung,” bebernya. (TRIBUNJOGJA.COM)