Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Rapid test akan dilaksanakan secara masif dan agresif di Kabupaten Magelang. Kurang lebih ada 2.000 sasaran di 57 desa.
Sasaran 57 desa ini dipilih atas adanya kasus terkonfirmasi positif Covid-19, pasien dalam pengawasan (PDP) dari wilayah tersebut.
Rapid test secara masif ini dilakukan sebagai langkah antisipasi penyebaran penyakit.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, Retno Idrastuti, menyatakan, pihaknya akan melaksanakan rapid test secara masif dan agresif untuk 2.000 lebih sasaran di 57 desa prioritas di Kabupaten Magelang.
• Lima lagi Pasien Positif Covid-19 yang Sembuh dari Kabupaten Magelang
Di desa-desa tersebut dilakukan uji rapid test karena di sana pernah terjadi kasus positif maupun PDP.
Ia menuturkan, uji rapid test massal ini dilaksanakan demi melacak penyebaran penyakit di wilayah-wilayah prioritas tersebut, sehingga pihaknya dapat melakukan langkah antisipasi sedari dini, jika seandainya terdeteksi terdapat kasus Covid-19 di wilayah prioritas itu.
"Ada kurang lebih 2.000 sasaran di 57 desa. Kenapa dipilih desa-desa tersebut, karena di desa tersebut pernah terjadi ada yang positif, terkonfirmasi dan juga PDP sehingga itu menjadi prioritas kita agar nanti di lingkungan tersebut tidak terjadi penyebaran. Kita ingin tahu kondisi kesehatan masyarakat wilayah desa itu secara umum," kata Retno, Kamis (4/6/2020).
Sebanyak 57 desa itu tersebar di 24 wilayah kerja Puskesmas di 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Magelang.
Kecuali, Kecamatan Pakis, Salam, Grabag, dan Sawangan. Sasaran rapid test prirotas kepada lokasi yang pernah terjadi kasus positif dan PDP.
Uji rapid test akan dilaksanakan minggu depan, mulai Senin (8/6/2020) hingga Rabu (10/6/2020) secara serempak.
• Pelaku Wisata di Kabupaten Magelang Lakukan Simulasi New Normal Pariwisata
"Rapid test akan dilaksanakan mulai Senin sampai Rabu, secara serempak. Di 57 desa tersebar di 24 wilayah kerja puskemas. Kecuali, Pakis, Salam, Grabag, Sawangan. Tersebar di 16 kecamatan. Kita prioritas pada lokasi-lokasi yang pernah terjadi kasus yang positif dan ada PDP," kata Retno.
Sementara itu, adanya tren penambahan pasien yang sembuh ini, pihaknya meminta pasien yang telah sembuh dapat melakukan isolasi mandiri terlebih dahulu.
Tujuannya, agar tubuh mereka dapat kembali bugar setelah sebelumnya dirawat di rumah sakit dalam kurung waktu yang tak sebentar.
Pasien yang dinyatakan sembuh ini telah mengalami uji swab sebanyak dua kali dengan hasil negatif.
Proses pemulihan dari masing-masing pasien berbeda, sehingga penanganan memang membutuhkan cukup banyak waktu.
"Tujuan isolasi mandiri ini untuk menuntaskan terapi selama 14 hari. Jadi, kan tadinya dirawat di rumah sakit, tentunya pemulihan kondisi badan, aktivitasnya. Lama di rawat di rumah sakit, hampir rata-rata setengah bulan,pemulihan tubuhnya, pemulihan semangatnya," ujar Retno. (TRIBUNJOGJA.COM)