Aji mengatakan bahwa dalam Instruksi Gubernur 2/2020 terkait penanganan COVID-19, Gubernur memerintahkan OPD maupun instansi vertikal, sampai Bupati/Walikota, Camat, Lurah, hingga Kades supaya ikut mengantisipasi penyebaran COVID-19.
"Tidak usah memakai masker bagi yang sehat. Tidak usah menimbun masker. Upaya sosialisasi yang masif kami lakukan harapannya tidak ada di DIY yang terinfeksi COVID-19. Tereinfeksi atau tidak, bukan hanya berinteraksi dengan orang lain tapi juga bisa bagaimana bisa menjaga dirinya masing-masing. Kalau sudah bisa menjaga diri masing-masing tidak akan ada yang terkena," urainya.
Asisten Bidang Pemberdayaan Sumber Daya Masyarakat Setda DIY Umar Priyono mengatakan setidaknya dengan adanya wabah COVID-19 ada pelajaran yang positif. Mulai yang dirasakan masyarakatnya, aparatur pemerintahnya, dan semua orang saat ini berusaha untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya.
"Peningkatan daya tahan tubuh bisa dilakukan dengan banyak hal. Misal kurangi begadang agar daya tahannya baik. Dengan masalah ini, kita bisa memetik hikmah menjalankan pola hidup yang lebih sehat, cuci tangan pakai sabun. Kalau dilakukan berkesinambungan, di balik musibah yang terjadi semoga muncul attitude baru yang mengarah pada pola hidup sehat dan terjaga staminanya," pungkasnya
Wilayah Jawa Tengah
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengatakan, pihaknya langsung bergerak cepat melakukan tracking kepada pasien virus corona (Covid-19) agar tidak mewabah di Jateng.
Ganjar mengatakan itu dalam jumpa pers di rumah dinas Puri Gedeh terkait pasien yang diisolasi di RSUD dr Moewardi Surakarta, Solo Jateng meninggal dunia, Jumat (13/3/2020).
Dari penelusuran tersebut, dia menjelaskan, pasien tidak memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri, namun pernah mengikuti seminar di Bogor.
Seorang teman pasien yang sama-sama mengikuti seminar di Bogor juga tengah dirawat di ruang isolasi RSUD dr Moewardi dan dinyatakan positif mengidap Covid-19.
"Ini kan bukan hanya soal Jawa Tengah, tapi berhubungan dengan Jawa Barat (Jabar) dan Jawa Timur (Jatim). Apalagi sudah ditetapkan Pandemi,” ujarnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (13/3/2020).
Untuk itu, dia pun mengajak semua pihak bergotong royong menghadapi Covid-19. “Kami minta pengecekan di Bogor. Juga koordinasi dengan Jatim karena dimakamkan di sana, keluarganya juga di sana,” jelas Ganjar.
Lebih lanjut, dia juga terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Surakarta untuk melakukan tracking, yaitu dengan siapa saja pasien tersebut pernah kontak. Terlebih, lanjut Ganjar, pasien juga pernah periksa di dua rumah sakit di Surakarta.
"Kami langsung tracking dan isolasi tempat tinggal, kemudian diperiksa. Kami harap masyarakat koordinasi siapa tahu ada yang berhubungan, segera lapor ke Rumah Sakit (RS), Puskesmas," katanya.
Tak hanya itu, imbuhnya, isolasi dilakukan pula terhadap tenaga medis yang melakukan perawatan terhadap pasien yang meninggal tersebut.
Saat ini para tenaga medis tersebut diliburkan selama 14 hari ke depan.