Setelah Tembak Jatuh Helikopter Suriah, Pemberontak Berusaha Rebut Kembali Saraqib

Penulis: Setya Krisna Sumargo
Editor: Hari Susmayanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

TRIBUNJOGJA.COM, DAMASKUS – Kelompok pemberontak di Provinsi Idlib menembak jatuh helikopter militer Suriah, tepatnya di wilayah Nayrab.

Tembakan rudal diluncurkan kelompok Jabhat al-Nusra atau Nusra Front yang kini berganti nama jadi Hayat Tahrir al-Sham.

Sputniknews.com mengabarkan Selasa (11/2/2020) petang WIB. Pasukan Suriah yang sebelumnya berposisi di wilayah itu, kini menarik diri dari Nayrab menyusul gempuran yang didukung Turki itu.

Pilot helikopter menurut koresponden Sputniknews.com di Suriah, menyelamatkan diri dari helikopter, namun belum diketahui nasibnya di darat.

Penembakan ini diduga terjadi Selasa pagi waktu setempat, menyusul klaim Turki yang menyatakan menggempur 115 target Suriah sebagai balasan kematian 5 tentaranya di Idlib utara.

Presiden RecepTayyip Erdogan mengklaim pasukannya menewaskan 76 tentara Suriah di berbagai front menyusul serangan serentak itu.

Selasa sore, kelompok pemberontak melanjutkan serangan besar-besaran guna merebut kembali Kota Saraqib yang lepas dari tangan mereka beberapa hari lalu.

Tiga Tentara Turki Tewas di Front Tempur Idlib Bagian Utara

Gempuran serentak menggunakan artileri dimulai dari Nayrab, wilayah yang siangnya mereka menembak jatuh helikopter pasukan Damaskus.

Laporan awal dari lapangan dikutip laman berta Al Masdar News, kelompok pemberontak berhasil maju dan menduduki sejumlah bangunan di sebelah barat Nayrab.

Ini garis pertahanan terdepan pasukan Suriah setelah menguasai wilayah itu pekan lalu. Jika Nayrab direbut pemberontak, langkah berikutnya pertempuran bakal berlangsung sengit di Saraqib.

Saraqib menjadi istimewa karena inilah lokasi simpang tiga Highway M5 yang menghubungkan Damaskus ke kota industri Aleppo dan Damaskus ke Idlib.

Suriah kini bertumpu pada kekuatan Divisi Khusus Angkatan Darat ke-25 yang dulu bernama Tiger Forces.

Militer Turki membangun pos-pos pengamatan militer di Saraqib, namun posisinya kini ada di tengah-tengah pasukan Suriah.

Warga eksodus

Sekitar 700.000 orang dikabarkan meninggalkan Provinsi Idlib, menuju kantong-kantong pengungsian di Suriah utara dekat perbatasan Turki.

Mereka menghindari kekerasan dan eskalasi pertempuran pasukan Suriah dan kelompok pemberontak di Idlib. Jumlah arus pengungsi keluar Idlib diperkirakan akan bertambah banyak.

Dikutip Aljazeera.com, Selasa (11/2/2020), seorang komandan kelompok pemberontak di Idlib memperingatkan, pasukan Suriah bisa kapanpun menyerbu masuk Idlib dan merebut wilayah itu.

Kehadiran pasukan Turki dalam jumlah cukup banyak berikut peralatan tempurnya, belum menjamin keamanan Idlib.

Bahkan Turki kehilangan lima prajuritnya ketika pasukan Suriah membombardir Pangkalan Udara Tantanaf di Idlib bagian utara, Senin (11/2/2020).

Pasukan Turki membalas serangan itu lewat tembakan artileri ke Saraqib, yang beberapa hari lalu dikuasai pasukan Damaskus.

Bentrokan Bersenjata Suriah vs Teroris Dukungan Turki Pecah di Sebelah Barat Saraqib

Namun serangan balasan itu berlangsung tak lama, dihentikan menyusul perintah dari Ankara. Turki berunding dengan utusan Rusia guna membahas krisis di Idlib.

“Operasi melawan pasukan Suriah dimulai pukul 10 (Senin), namun kemudian dihentikan karena utusan Rusia datang ke Turki,” kata seorang komandan Syrian National Army (SNA) yang tidak mau disebutkan namanya.

Delegasi Rusia dipimpin Sergey Vershinin, Deputi Menteri Luar Negeri, disertai Alexander Lavrentiev, utusan khusus Rusia untuk Suriah.

Masih menurut komandan SNA tadi, Aljazeera.com menyebutkan, perundingan belum mencapai titik temu. Turki kini menunggu kehadiran James Jefrey, utusan khusus AS untuk masalah Suriah.

Di saat bersamaan di Suriah, Turki memobilisasi kelompok bersenjata Syrian National Army (SNA) dan Syrian Liberation Front (SLF). Kedua kelompok di Suriah itu dibackup penuh pemerintah Turki.

Masih menurut Aljazeera.com, mereka digerakkan kembali menuju kantong-kantong pertahanan pemberontak di barat Aleppo dan selatan Idlib.

Di wilayah itu meski kelompok militant masih bertahan, mulai banyak di antara mereka mundur atau meninggalkan pos-posnya.

Rusia secara kontinyu mendukung serangan darat pasukan Suriah lewat gempuran-gempuran udara ke Idlib dan Aleppo.

Rabu pekan lalu, Presiden Tayyip Erdogan mengancam pemerintah Suriah agar menarik pasukannya dari Idlib dan sekitar pos-pos obersvasi pasukan Turki yang kini terkepung.

Ia memberi batas waktu hingga akhir Februari ini. Jika tidak diindahkan, Turki telah menyiapkan rencana khusus untuk menghadapi operasi militer Suriah dan Rusia.(Tribunjogja.com/xna) 

Berita Terkini