“Untuk buat gitar, saya beli botol kaca yang Rp 400.000. Unik sih bentuknya,” katanya.
Ia mengaku sengaja mengambil bahan baku botol kaca nan langka. Karena ia tidak ingin orang dengan mudah meniru karyanya.
Ia pun hanya membuat karya by order saat ini. Selain Indonesia, sejumlah negara tertarik dengan produknya, seperti Singapura. Untuk dalam negeri, proyek terakhir yang dikerjakan adalah pengerjaan dekor sebuah kafe di Surabaya.
Bikin Alat Musik
Selain membuat hiasan interior, Pecunk membuat alat musik dari botol kaca. Tak tanggung-tanggung, ia melakukan riset hingga dua tahun, 2014-2015.
“Itu tugas akhir S2 saya di ISBI (Institut Seni Budaya Indonesia). Saya tidak mau pertunjukan musik yang biasa. Saya buat pertunjukan seni musik botol,” tutur dosen Itenas ini menjelaskan.
Ia membuat belasan alat musik dari limbah botol kaca. Yakni karintol (karinding botol), scratchtol (scratcher botol), klintol (kiningan botol), shaktol (shaker botol), rintol (rintik botol), dan jurtol (jurig botol).
Kemudian ada bittol (cubit botol), tambotol (tamborin botol), gestol (gesek botol), dutol (udu botol), berimtol (berimbau botol), fujatol (fujara botol), gittol (gitar botol), dan basstol (bass botol).
Pertunjukan itu mengundang banyak perhatian. Pecunk mengatakan, bukan karena penciptaannya hebat, tapi unik.
“Saya sengaja ambil botol kaca bukan plastik, biar beda. Semua orang bisa potong botol platik, tapi motong botol kaca, jangankan meniru, memikirkannya pun orang sudah capek, karena susah,” tuturnya.
Memotong botol kaca sangat bergantung dari sikap pemotongnya itu. Sebab memotong atau membolongi kaca butuh kesabaran yang ekstra. Ditekan sedikit rentan pecah.
“Kalau bolongin kayu, hitungan detik dah jadi. Kalau kaca, harus pelan-pelan, minimal 30 menit (per tindakan). Makanya gak terhitung berapa banyak yang pecah,” katanya.
Namun, tingkat kesulitan itulah yang membuat karyanya tak ternila harganya. (Reni Susanti)
.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seniman Asal Bandung Sulap Limbah Kaca Jadi Alat Musik yang Mahal"