Dari hasil kajiannya, ciri-ciri kaum Muslim bermadzab Hanafi sangat kuat di makam Troloyo. "Madzab Hanafi ini ciri umum Muslim di Cina Hui Hui dan Tang.
Cina Hui Hui ini umumnya tinggal di wilayah barat dan Cina Tang di timur, sekitar Guangzhou. " Madzhab ini toleran dan adaptif terhadap penggunaan simbol atau unsur lokal.
Menurut Fahmi, nisan Troloyo sangat berbeda dengan nisan Maulana Malik Ibrahim di Gresik, yang sangat kuat unsur Arabnya, dan diduga nisan itu pun bukan produksi lokal.
Dalam perspektif trans regional, arkeolog muda UGM, Tjahjono Prasodjo, melihat kejayaan Majapahit tak bisa lepas dari konteks kehidupan wilayah besar lain di Tiongkok dan India.
Sebagai pusat ekonomi baru di timur, Majapahit menunjukkan koneksinya jauh melebihi wilayah Nusantara saat ini.
Jejak hubungan itu tersebar di banyak tempat, termasuk di Filipina, Singapura, dan Malaysia.
Tak heran, jika sejak awal kemunculannya, Majapahit mendapatkan pengaruh sangat kuat dari luar.
Salah satunya bisa dilihat dari jejak dan bukti artefak dan fragmen perdagangan, seperti uang kepeng, patung Cina, dan arsitekturnya.
"Sejak abad 10, pertumbuhan ekonomi di Jawa meningkat drastis. Pusat kekuasaan saat itu sudah berpindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur," kata Tjahjadi.
"Abad 13, dinasti Ming meningkatkan ekspansi perdagangannya, dan ini sangat mempengaruhi Majapahit," lanjutnya. (*/xna)