Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Video yang diduga iklan salah satu brand minuman energi Red Bull menuai kecaman di dunia maya maupun di kalangan masyarakat sekitar Candi Borobudur.
Pasalnya, iklan yang diduga menggunakan setting Candi Borobudur ini banyak menampilkan adegan tidak layak dan kurang menghormati keberadaan candi sebagai peninggalan budaya dan agama Buddha.
Penelusuran Tribun Jogja, video tersebut ditampilkan dalam akun milik minuman energi ini dan diposting Kamis (17/3/2016) malam.
Dalam video berdurasi 1 menit 23 detik ini, bintang iklan tersebut berada di kompleks Candi Borobudur.
Setting pertama kali, diduga dilakukan di kawasan Hotel Manohara. Sang bintang yang merupakan bule ini, nampak melakukan meditasi.
Kemudian, disusul sejumlah adegan seperti berlari dan bahkan melompat ke dinding candi.
Beberapa kali, terutama di detik 18 hingga beberapa detik setelahnya, pria bule ini terus melompat, melintasi dinding candi dan juga menginjak salah satu dasar stupa.
Bahkan, dia melompat dan berjingkrak di bagian candi tersebut. Ironisnya lagi, video ini juga mempertontonkan
Padahal, hal ini jelas-jelas tidak bisa dilakukan oleh pengunjung karena memang tidak diperbolehkan untuk memanjat bagian dinding candi. Apalagi, berlari-lari di candi peninggalan dinasti Syailendra ini.
Salah satu warga di luar pagar Candi Borobudur, Sucoro mengatakan, video ini jelas-jelas tidak memenuhi unsur etika dan penghormatan pada peninggalan agama Buddha. Menurutnya, video ini tidak pantas untuk ditampilkan dan sangat menyakiti seluruh warga Borobudur, dan Indonesia tentunya.
“Ini videonya cukup ngawur. Kalau mau bikin (video) seperti itu, apakah izin apa engga saya kurang tahu. Tapi, saya cukup sedih dan marah melihat Candi Borobudur diinjak-injak seenaknya untuk kepentingan semacam itu,” katanya kepada Tribun Jogja, Jumat (18/3).
Dia menjelaskan, video yang sangat tidak sopan ini benar-benar harus diusut siapa pembuatnya dan untuk kepentingan apa. Bahkan, dia juga meminta pihak berwajib untuk ikut mendalami video tersebut.
“Ini harus ada tindakan yang berwenang. Video yang tidak pantas dipertontonkan ini, harus benar-benar diusut,” kata Ketua Warung Info Jagad Cleguk.
Sucoro mengaku cukup miris melihat video yang belum diketahui apakah benar-benar syutingnya dilakukan di Candi Borobudur ini.
Beberapa kali, dia juga berusaha mendownload video tersebut untuk dijadikan dokumen mengenai penghinaan pada tempat ibadah umat Buddha saat Waisak ini.
Terkait kecolongan atau tidak pemangku kebijakan di Candi Borobudur, dalam hal ini, Sucoro hanya mengatakan jika pihaknya cukup yakin Balai Konservasi Borobudur (BKB) tidak pernah memberi izin soal syuting video semacam ini.
“Saya tidak berbicara kecolongan atau tidak. Yang jelas, BKB saya kira tidak mungkin membiarkan candi diinjak-injak seperti itu. Dan, perlu juga diteliti apakah video ini benar-benar asli di Borobudur, atau hanya editan,” kata Sucoro.
Sementara itu, netizen pun heboh dengan video ini.
Kebanyakan memberikan komentar negatif atas video yang ditonton 17.000an akun. Mereka juga sempat menyebut pembuat video tidak etis dan menghina cagar budaya.
Salah satu warga Kabupaten Magelang, Pradana pun merasa jengkel dengan aksi bule tersebut. Menurutnya, hal ini cukup tidak sopan dilakukan di tempat sesakral dan seindah Borobudur.
“Cara-cara yang dilakukan pembuat video ini tidak menunjukkan edukasi. Okelah, ada promosi, namun ini adalah sebuah penghinaan pada warisan budaya,” tandasnya. (Tribun Jogja.com)