Kisah Kelurahan Gunungketur, Sukses Tekan Volume Limbah Harian Hingga Jadi Percontohan 'Mas Jos'
Melalui gerakan tersebut, eksekutif mengajak peran aktif warga untuk konsisten memilah limbah, agar pembuagan menuju depo
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM - Pemkot Yogyakarta tengah menggaungkan gerakan Mas Jos (Masyarakat Jogja Olah Sampah) untuk menyelesaikan problem limbah berkepanjangan.
Melalui gerakan tersebut, eksekutif mengajak peran aktif warga untuk konsisten memilah limbah, agar pembuagan menuju depo atau Unit Pengolahan Sampah (UPS) bisa ditekan.
Di antara deretan kelurahan di Kota Yogyakarta, Kelurahan Gunungketur, Kemantren Pakualaman, jadi best practice setelah terbukti mampu menekan volume limbah hariannya.
Hasil itu didapat berkat kerja bareng beberapa komponen masyarakat yang sama-sama menyadari, bahwa permasalahan sampah tidak bisa diselesaikan sendiri oleh pemerintah.
"Kita tidak bisa jalan sendiri. Butuh beberapa komponen untuk kerja bareng, dalam artian saling bersinergi," kata Lurah Gunungketur, Sunarni, ketika dikonfirmasi, Kamis (14/8/25).
Dijelaskan, sinergitas antara kelurahan, penggerobak atau transporter, bank sampah, serta peran aktif masyarakat, membuat limbah yang dibuang menuju UPS tinggal 1,4 ton saja.
Jumlah tersebut, merupakan gabungan dari sampah organik dan residu yang kondisinya tidak memiliki nilai keekonomian, atau tidak laku di bank sampah.
"Terakhir sekitar 1 ton lebih sedikit, itu sampah organik dan residu. Kami masih berusaha menekan lagi, bagaimana caranya sampah tidak ada yang dibawa ke UPS 3R," tandas Sunarni.
Sementara, sampah anorganik yang terpilah, seperti botol plastik, kardus, dan lain-lain, disetorkan ke bank sampah, selaras gerakan Mas Jos.
Hanya saja, untuk pemanfaatan sampah organik dengan skema biopori, losida, maupun ember tumpuk, diakuinya belum maksimal diterapkan di tengah-tengah masyarakat.
"Kelurahan sudah memberikan bantuan alat dalam dua tahun kemarin. Kan ada intervensi untuk setiap kelurahan Rp15 juta, untuk pengolahan sampah organik," cetusnya.
"Ada losida, ember tumpuk, kemudian biopori kecil 1.000 titik dan biopori jumbo 30 titik. Kalau itu dijalankan, sisa sampah yang dibuang ke UPS bisa lebih ditekan," urai Sunarni.
Lebih lanjut, ia memaparkan, Kelurahan Gunungketur memiliki total 4.472 penduduk, yang berasal dari tiga kampung, sembilan RW, serta 36 RT.
Di antara ribuan warga yang berdomisili di wilayahnya, 80 persen di antaranya sudah konsisten memilah sampah secara konsisten setiap harinya.
"Memang belum 100 persen. Beberapa ada warga yang ngga mau memilah, tapi dia memberi tip pada transporter. Berarti itu sudah menjadi tugas transporter," jelasnya. (aka)
Kru Drama Korea yang Dibintangi Suzy dan Kim Seon Ho Dikritik Usai Buang Sampah Sembarangan |
![]() |
---|
Alasan Van Gastel Jarang Lakukan Pergantian Pemain PSIM Yogya hingga Minta Rafinha Tunggu Momentum |
![]() |
---|
Civitas Akademika FKIK UMY Kecam Insiden Intimidasi yang Dialami Dokter Syahpri, Ini Sikapnya |
![]() |
---|
Cerita Petinju Fitra Aulia Pangkas Berat Badan hingga 7 Kg demi Naik Ring F2F Showcase Yogyakarta |
![]() |
---|
Seorang Karyawan Toko Oleh-oleh di Jogja Gelapkan Uang Hasil Penjualan untuk Main Judi Slot |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.