Keracunan Massal di Sleman

Khawatirnya Orang Tua Siswa di Sleman  Anaknya Diduga Keracunan Menu MBG

Hasan bercerita, anaknya menangis mengeluh sakit perut pada pagi hari, sebelum berangkat sekolah.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja / Ahmad Syarifudin
KERACUNAN MBG: Sejumlah siswa SMP di Mlati Kabupaten Sleman dibawa ke Puskesmas Mlati II pada Rabu (13/8/2025). Mereka bergejala mual diare hingga pusing Rabu pagi diduga akibat mengonsumsi menu MBG pada sehari sebelumnya. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Supini terdiam, duduk, seraya mengamati lalu lalang petugas medis di Puskesmas Mlati II. 

Mata perempuan warga Gabahan 6, Kalurahan Sumberadi, Mlati, Sleman itu selalu tertuju pada ruang tindakan, - tempat di mana anaknya bersama puluhan siswa lainnya, - tengah mendapat pertolongan medis, karena mengalami gejala keracunan pangan diduga dari menu Makan Bergizi Gratis (MBG)

"Tahu awalnya dari sekolah. Kemudian langsung ke sini (ke Puskesmas). (Setelah lihat kondisinya) anak saya masih lemah. Infonya keracunan, kan yo orangtua panik," kata dia, Rabu (13/8/2025). 

Diceritakan, awal mendapatkan kabar anaknya diduga keracunan ia langsung bergegas ke sekolah.

Ternyata, sang anak yang duduk di bangku kelas 3 SMP Pamungkas itu sudah dibawa ke Puskesmas.

Supini kemudian langsung menuju Puskesmas Mlati II untuk memastikan langsung kondisi sang buah hati. 

"Saya dapat kabar langsung lari menengok anak saya. Sudah lihat. Tadi masih di inpus dan diberi oksigen," ujar Supini.

Ia tidak menyangka anaknya keracunan. Sebab sejak semalam hingga pagi terlihat masih normal. 

Bawa Ambulans

Kekhawatiran serupa dirasakan Hanafi Hasan, orang tua siswa SMP Muhammadiyah 1 Mlati.

Hasan bercerita, anaknya menangis mengeluh sakit perut pada pagi hari, sebelum berangkat sekolah.

Dugaan awal, berdasarkan keterangan dari istri, perut sakit karena kemarin ikut mengonsumsi menu MBG di sekolah.

Hasan kemudian menyarankan agar sang anak untuk sementara tidak berangkat sekolah dahulu, karena perutnya perih dan mules mules.

Namun sang anak tetap ngotot berangkat ke sekolah. 

"Jadi saya ke sini (ke sekolah) karena takut anak saya ada apa-apa. Saya juga bawa ambulans, apabila ada apa-apa, kondisinya memburuk akan langsung saya larikan ke rumah sakit," kata Hasan, orang tua siswa sekaligus anggota relawan SAR Mlati. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved