Meneladani Sopan Santun dalam Islam: Akhlak Mulia yang Membawa Keberkahan
Meneladani sopan santun dalam Islam bukanlah sekadar mematuhi norma sosial, melainkan menjalankan perintah agama yang bernilai ibadah.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM - Sopan santun atau adab dalam Islam bukan hanya sekadar tata krama lahiriah.
Namun, itu juga merupakan cerminan kemuliaan hati dan akhlak yang berakar dari iman.
Islam mengajarkan bahwa setiap tindakan seorang Muslim, baik yang bersifat ibadah maupun interaksi sosial, hendaknya dibingkai oleh adab yang baik.
Rasulullah adalah teladan utama dalam hal sopan santun.
Beliau tidak hanya mengajarkan adab lewat ucapan, tetapi mencontohkan langsung dalam perilaku sehari-hari.
Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah, lalu beliau menjawab:
“Akhlak beliau adalah Al-Qur’an.”
(HR. Muslim)
Artinya, seluruh perilaku Rasulullah adalah pengejawantahan ajaran Al-Qur’an, termasuk dalam hal kesopanan, kelembutan, dan penghormatan kepada sesama.
Allah SWT pun menegaskan dalam firman-Nya:
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
(QS. Al-Qalam [68]: 4)
Di era modern, di mana interaksi sosial semakin kompleks baik secara langsung maupun melalui media digital nilai sopan santun semakin dibutuhkan untuk menciptakan kehidupan yang harmonis, beradab, dan penuh keberkahan.
1. Pengertian dan Kedudukan Sopan Santun dalam Islam
Sopan santun (adab) secara bahasa berarti tata cara atau perilaku yang baik dalam berinteraksi.
Dalam terminologi Islam, adab adalah perilaku yang sesuai dengan tuntunan syariat, berlandaskan akhlak mulia, dan disertai niat yang ikhlas.
Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa adab adalah “perhiasan lahiriah yang memancar dari kemurnian batin”.
Kedudukannya sangat tinggi, bahkan Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
(HR. Ahmad)
Hadis ini menegaskan bahwa misi kerasulan berkaitan erat dengan pembentukan karakter dan adab umat.
2. Jenis-Jenis Sopan Santun dalam Islam
Adab kepada Allah SWT
- Menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
- Bersyukur atas nikmat-Nya, sabar dalam ujian.
- Tidak berputus asa dari rahmat-Nya dan selalu berprasangka baik (husnuzan).
Adab kepada Rasulullah
- Mengikuti sunnahnya dalam kehidupan sehari-hari.
- Mencintai beliau lebih dari diri sendiri (HR. Bukhari).
- Tidak meninggikan suara di atas suara beliau (QS. Al-Hujurat [49]: 2).
Adab kepada Sesama Manusia
- Mengucapkan salam, berbicara dengan kata-kata yang baik (HR. Bukhari).
- Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.
- Tidak mencela, memaki, atau mempermalukan orang lain.
Adab kepada Diri Sendiri
- Menjaga kebersihan tubuh, pakaian, dan lingkungan.
- Mengatur waktu antara ibadah, bekerja, dan istirahat.
- Menjauhi perilaku yang merendahkan martabat diri.
3. Dalil dan Hadis tentang Pentingnya Sopan Santun
Beberapa hadis Rasulullah menegaskan nilai adab:
- “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari & Muslim).
- “Tidak beriman salah seorang dari kalian sampai ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari & Muslim).
- “Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi).
Dalil ini menunjukkan bahwa adab bukan sekadar pelengkap, melainkan bagian integral dari keimanan.
4. Manfaat Meneladani Sopan Santun
- Mendapatkan keberkahan hidup, Allah SWT mencintai hamba-Nya yang berakhlak mulia.
- Mempererat hubungan sosial, Adab menciptakan rasa aman, nyaman, dan saling menghargai.
- Menjadi jalan dakwah, Perilaku yang santun bisa menjadi pintu masuk hidayah bagi orang lain.
- Menjaga persatuan umat, Sopan santun mencegah perselisihan dan fitnah.
5. Teladan Nyata dari Kehidupan Rasulullah
Rasulullah tidak pernah memotong pembicaraan orang lain, tidak pernah menghardik pembantu, bahkan terhadap musuh pun beliau menunjukkan kesopanan.
Dalam Perjanjian Hudaibiyah, meski kaum Quraisy bersikap keras, beliau tetap menahan emosi dan berbicara dengan lemah lembut demi tercapainya perdamaian.
6. Relevansi Sopan Santun di Era Digital
Di era media sosial, sopan santun juga berarti menjaga etika berkomentar, tidak menyebar hoaks, menghindari ujaran kebencian, dan menghormati privasi orang lain.
Islam memandang adab di dunia maya sama pentingnya dengan adab di dunia nyata.
Meneladani sopan santun dalam Islam bukanlah sekadar mematuhi norma sosial, melainkan menjalankan perintah agama yang bernilai ibadah.
Adab adalah wujud nyata dari akhlak mulia yang diajarkan Rasulullah, dan menjadi pintu keberkahan dalam kehidupan.
Di tengah perubahan zaman yang serba cepat, sopan santun harus tetap menjadi pegangan umat Muslim.
Ia tidak hanya memperindah hubungan dengan sesama, tetapi juga mengangkat derajat kita di hadapan Allah SWT.
Semoga kita termasuk hamba yang senantiasa memperbaiki akhlak, menegakkan adab, dan dengan itu memperoleh keridaan Allah di dunia dan akhirat.
(MG/Anggitya Trilaksono)
Inovasi Branding Kampus, UII Kini Menyasar Ruang Publik |
![]() |
---|
Adab Bangun Tidur Sesuai Sunnah, Lengkap dengan Doa dan Hikmahnya |
![]() |
---|
UII Kirim 3.406 Mahasiswa KKN di Sejumlah Wilayah DIY-Jateng |
![]() |
---|
Sungai Eufrat Muncul Emas? Ini Fakta Ilmiah dan Tanda Kiamat Lainnya |
![]() |
---|
Makna Kemerdekaan di Era Digital: Tantangan dan Peluang Bagi Generasi Muda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.