Konferensi Pesantren Nasional Akan Digelar di DIY untuk Selamatkan 20 Juta Keluarga Miskin

Forum yang dibentuk Pengurus Wilayah Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (PWRMI-NU) ini diharapkan mampu mengentaskan kemiskinan

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Yoseph Hary W
Istimewa
KONFERENSI: Para pengurus PWRMI-NU saat memberikan keterangan pers, Kamis (7/8/2025) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Forum Percepatan Transformasi Pesantren (FPTP) Regional Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan menyelenggarakan "Konferensi Regional Pesantren, Menguatkan Kemandirian dengan Adaptasi dan Inovasi" pada Minggu, 10 Agustus 2025 di Hotel Grand Tjokro Gejayan DIY.

Forum yang dibentuk Pengurus Wilayah Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (PWRMI-NU) ini diharapkan mampu mengentaskan kemiskinan sekitar 300 ribu warga.

Sekretaris FPTP DIY Umaruddin Masdar, mengatakan di wilayah DIY terdapat sekitar 600 pesantren dengan berbagai lembaga pendidikan dan pemberdayaan.

Dia menyampaikan di Indonesia ada sekitar 42 ribu pesantren. Jika 1 pesantren bisa mensejahterakan sedikitnya 500 warga.

"Maka jika pesantren eksis dan berdaya akan mampu mengentaskan sedikitnya 20 juta warga dari kemiskinan. Di DIY sendiri ada sekitar 600 pesantren dengan berbagai lembaga pendidikan dan pemberdayaannya. Dengan jumlah itu, maka setidaknya pesantren di DIY bisa mengentaskan 300 ribu warga miskin naik menjadi sejahtera," katanya, melalui rilis, Kamis (7/8/2025).

Oleh karena itu di tengah perubahan zaman yang demikian cepat, kata dia, agar tetap eksis dan berdaya, pesantren harus terus melakukan transformasi dengan terus melakukan adaptasi dan inovasi di berbagai bidang.

Atas dasar itu FPTP Regional DIY akan menggelar konferensi regional "Pesantren: Menguatkan Kemandirian dengan Adaptasi dan Inovasi" pada 10 Agustus 2025 dengan mengundang 300 pengasuh pondok pesantren, kepala sekolah, maupun madrasah di DIY.

"Konferensi regional ini digelar juga sebagai respons atas pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan yang berdampak besar pada dunia pendidikan, termasuk pesantren," jelasnya.

Dalam forum ini, para pimpinan pesantren dan lembaga pendidikan diajak untuk memikirkan perlunya melakukan transformasi digital agar sistem pendidikan pesantren tetap relevan dan mampu beradaptasi di era disrupsi teknologi.

Sementara itu Penasihat FPTP DIY yang juga Ketua PWNU DIY KH Ahmad Zubdi Muhdlor mengatakan pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang masih eksis sampai saat ini. 

Dia mengatakan pesantren juga telah melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dari berbagai keahlian atau disiplin ilmu, mulai dari seorang presiden santri, pengusaha santri, sampai ahli teknologi.

"Dengan kedalaman dan kelengkapan tradisi keilmuan dan budayanya, pesantren telah memberikan kontribusi yang sangat besar untuk kemajuan masyarakat dan bangsa," katanya.

Sementara itu Ketua FPTP DIY yang juga pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Bantul KH M Nilzam Yahya mengatakan beberapa topik yang akan dibahas dalam konferensi itu tentang kesiapan pesantren menghadapi disrupsi kecerdasan buatan, daya tawar lulusan pesantren dalam dunia kerja, langkah transformasi yang bisa dilakukan.

"Topik-topik tersebut akan dibahas dalam sesi simposium yang melibatkan para pakar pendidikan pesantren dan nonpesantren, serta pakar teknologi informasi dengan para pengasuh pesantren dan kepala sekolah di lingkungan pondok pesantren se-DIY," katanya.

Sedangkan Wakil FPTP DIY Khoiron Marzuki mengatakan output yang menjadi target forum ini yakni menentukan roadmap transformasi pendidikan dan model pembelajaran pesantren masa depan. (hda)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved