SD di Gunungkidul Ini Digabung karena Kekurangan Siswa

Kepala Dinas Pendidikan Gunungkidul, Nunuk Setyowati mengatakan pertimbangan digabungnya dua sekolah ini

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Dok. Freepik via kompasiana
ILUSTRASI - Sekolah 

Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Akibat kekurangan jumlah murid, dua sekolah dasar (SD) di Gunungkidul terpaksa digabung(regouping)  dengan sekolah lain, mulai  ajaran baru tahun ini.

Adapun, dua sekolah yang dimaksud yakni SD Negeri Gunungsari yang terletak di Kalurahan Ngeposari, Kapanewon Semanu, akan digabung dengan SD Negeri Ngeposari.

Sedangkan, SD Giripanggung digabungkan dengan SD Negeri Gupakan I di Padukuhan Klapaloro I, Giripanggung, Tepus.

Kepala Dinas Pendidikan Gunungkidul, Nunuk Setyowati mengatakan pertimbangan digabungnya dua sekolah ini untuk memastikan proses belajar mengajar tetap berjalan optimal.

"Untuk memaksimalkan pembelajaran juga, kasihan muridnya, tahun ajaran baru ini hanya satu atau dua murid saja. Bahkan, sampai tidak memeroleh siswa jadi kami putuskan digabung saja ,” kata Nunuk, Rabu (30/7/2025).

Di melanjutkan proses penggabungan dua sekolah ini telah melalui proses dan kajian panjang. Proses itupun melibatkan banyak pihak mulai dari sekolah, wali murid, tokoh masyarakat, serta pihak-pihak terkait lainnya.

"Dan, dari proses ini disetujui kalau digabung. Jadi, siswa di sekolah lama akan dipindahkan semuanya di sekolah baru," tuturnya.

Di sisi lain, alasan penggabungan dua sekolah ini juga mempertimbangkan banyak guru yang memasuki masa purna tugas. Maka, jika terus dipertahankan untuk tidak digabung akan menganggu efektivitas pembelajaran.

"Dua sekolah ini juga banyak gurunya yang memasuki masa pensiun. Jadi, prosesnya tidak ada masalah dalam proses penggabungan,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Gunungkidul, Heri Purwanto juga mendukung kebijakan tersebut dengan alasan yang sama. Menurutnya, kedua SD ini sudah lama mengalami kekurangan murid, yang memengaruhi kualitas pembelajaran.

“Penggabungan ini memang perlu dilakukan, asalkan melalui kajian yang mendalam dan sosialisasi yang cukup kepada masyarakat sekitar untuk menghindari timbulnya masalah baru,” tandasnya (ndg)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved