Cegah Stunting, Pemkot Magelang Luncurkan Program Wali Kota Merangkul
Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang terus berupaya menekan kasus tersebut dengan melibatkan semua unsur.
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM, KOTA MAGELANG – Stunting masih menjadi persoalan serius di Kota Magelang. Meski angka prevalensinya berada di bawah rata-rata nasional, yakni 15,3 persen atau sekitar 512 anak, Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang terus berupaya menekan kasus tersebut dengan melibatkan semua unsur.
Salah satu langkahnya adalah melalui peluncuran program "Wali Kota Merangkul", sebuah forum interaktif antara kepala daerah dan masyarakat, yang perdana digelar di Pendopo eks BPLK Kemenkeu RI Alun-alun Magelang, Selasa (29/07/2025).
Kegiatan ini mengangkat tema “Kelas Orang Tua Hebat Bersama Wali Kota Bergerak Bersama Mencegah Stunting”, dan dihadiri langsung oleh Wali Kota Magelang Damar Prasetyono sebagai narasumber utama.
Turut hadir Wakil Wali Kota Magelang dr Sri Harso, Ketua TP PKK Kota Magelang Nanik Damar Prasetyono, Kepala Dinas Kesehatan dr Istikomah, serta sejumlah kepala OPD dan stakeholder lainnya. Pesertanya terdiri dari orang tua, kader posyandu, pendamping, dan tokoh masyarakat.
Dalam sambutannya, Damar menyebutkan bahwa Pemkot Magelang mendorong strategi intervensi secara masif dan menyeluruh, termasuk melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD), pelaku usaha, dan warga.
"Kami mendorong intervensi model ‘keroyokan’. Setiap organisasi perangkat daerah (OPD), pelaku usaha, dan warga harus ikut serta," kata Damar.
Ia menambahkan, anak-anak yang berisiko mengalami stunting akan dipetakan berdasarkan wilayah atau kelurahan, agar penanganannya lebih cepat dan tepat sasaran.
Pendataan mendalam dilakukan terhadap balita, ibu hamil (bumil), dan ibu menyusui (busui) sebagai kelompok sasaran utama.
"Data ini penting untuk mempermudah intervensi status gizi secara spesifik di suatu wilayah oleh puskesmas dan posyandu maupun para pendamping," imbuhnya.
Selain soal teknis, Damar juga menyoroti pentingnya keterlibatan sosial dalam pencegahan stunting, termasuk peran ayah dalam pengasuhan dan perhatian lingkungan terhadap kondisi anak-anak di sekitarnya.
Kepala Dinas Kesehatan dr Istikomah menyampaikan bahwa pencegahan tetap menjadi prioritas utama. Namun, untuk kasus stunting yang sudah terjadi, Pemkot melakukan intervensi konvergensi lintas sektor.
"Karena itu kami lakukan asesmen terlebih dahulu untuk menentukan jenis intervensinya," jelas Istikomah.
Adapun bentuk intervensi yang dilakukan meliputi pemberian makanan tambahan, pemeriksaan kesehatan, perbaikan sanitasi dan akses air bersih, edukasi pola asuh, hingga rujukan medis bila diperlukan. Pemkot juga menggandeng sektor swasta melalui program CSR untuk membantu pemenuhan kebutuhan anak-anak terdampak. (tro)
Reaksi Kadinkes Kulon Progo setelah Hasil Lab Nyatakan Menu MBG di Wates Terkontaminasi 3 Bakteri |
![]() |
---|
Cegah Keracunan Pelajar, Pemkab Sleman Minta Guru Cicipi MBG sebelum Dibagikan ke Siswa |
![]() |
---|
Keracunan Pelajar di Wates Kulon Progo Dipastikan karena Kontaminasi MBG, Ini Hasil Labnya |
![]() |
---|
81 Desa di Klaten Jadi Lokasi Prioritas Penanganan Kemiskinan 2025 |
![]() |
---|
Dari Deru Mesin ke Denyut Nasionalisme, Astra Motor Ajak Komunitas Bikers Rayakan Kemerdekaan RI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.