DP3AP2KB Bantul Siap Berikan Pendampingan Keluarga Pelajar Korban Bunuh Diri di Imogiri

Dalam kasus yang menimpa ADK, dimungkinkan ADK menanggung beban yang tidak bisa disampaikan kepada siapapun.

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
PENDAMPINGAN - DP3AP2KB Bantul dan sejumlah pihak bersilaturahmi kepada keluarga pelajar korban bunuh diri di Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Kamis (24/7/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Bantul memberikan pendampingan terhadap keluarga korban pelajar bunuh diri di Kapanewon Imogiri. 

Sebagaimana diketahui, ADK (14), pelajar warga Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul ditemukan tewas gantung diri di rumahnya. 

Korban ditemukan meninggal dunia oleh adik korban, BAW (9), pada Rabu (23/7/2025) sekira pukul 06.10 WIB.

"Kami akan memberikan pendampingan kepada keluarga, terutama pada adik dan kakak korban yang masih berusia anak-anak. Lalu, ibunya juga di bawah kendali kami karena perempuan," kata Kepala DP3AP2KB Kabupaten Bantul, Ninik Istitarini, kepada awak media, di rumah duka Kapanewon Imogiri, Kamis (24/7/2025).

Disampaikannya, pihaknya mengetahui keluarga korban memiliki masalah internal.

Namun begitu, hal ini menjadi intropeksi bersama dan perbaikan ke depan bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul.

"Selain itu, kami masih terus melakukan kampanye anti kasus bullying, walau dalam kejadian yang menimpa ADK ini tidak ada unsur bullying ya. Tapi, karena kadang anak-anak itu tidak menyadari menjadi korban atau pelaku bullying," jelasnya.

Ditambahkan, dalam kasus yang menimpa ADK, dimungkinkan ADK menanggung beban yang tidak bisa disampaikan kepada siapapun.

Sebenarnya, pihaknya memiliki Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga), namun dimungkinkan Puspaga itu belum bisa menjangkau ke seluruh Kabupaten Bantul.

"Tapi, mudah-mudahan nanti kami bisa menurunkan tempat-tempat konsultasi ini sampai ke tingkat kapanewon-kapanewon. Supaya orang terbiasa konsultasi (meminta pencerahan untuk menyelesaikan masalah yang ada). Karena, bisa jadi ada sebab yang ditutupi, sehingga dia gengsi menyampaikan uneg-uneg atau masalah di rumah," urainya.

Baca juga: Pelajar Bantul yang Tewas Gantung Diri Dikenal Aktif, Ini Kesaksian Guru dan Saudara Korban

Maka dari itu, pihaknya tengah berupaya untuk mendorong masyakat menjadi terbuka dalam berbagi kisah hidup mereka kepada Puspaga, saat menghadapi masalah. Tujuannya, agar masalah yang ada dapat terselesaikan.

Demikian pula untuk anak-anak di Kabupaten Bantul, bila memiliki masalah disarankan untuk berkonsultasi ke bidang Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak (P3A).

Nantinya, pihaknya akan mengutus tim untuk membantu mengatasi masalah yang sedang dihadapi anak.

"Nanti kami akan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Olahraga Bantul untuk memberikan layanan itu. Saya kira walau psikolog kita terbatas, tetapi insyallah bisa membantu menyelesaikan masalah yang ada," jelas Ninik.

Sejauh ini, Puspaga Bantul baru memiliki satu psikolog, namun di UPTD terkait ada dua psikolog.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved