Tekan Penularan TBC, Dinkes Gunungkidul Genjot Skrining dan Tracing Aktif

Semua warga yang positif TBC langsung ditangani untuk mencegah penyebaran ke lingkungan sekitar.

Dok.Istimewa
ILUSTRASI TBC 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul terus menggenjot berbagai strategi inovatif untuk menekan penyebaran penyakit Tuberkulosis (TBC).

Salah satunya dengan memperluas skrining aktif melalui program Active Case Finding Tuberkulosis (ACF TB) yang digelar pada Mei hingga Juni 2025.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Ismono, mengatakan ACF TB menjadi upaya sistematis yang melibatkan seluruh puskesmas untuk menjaring warga yang terindikasi TBC.

Dari target 3.000 orang, tes berhasil dilakukan kepada 3.412 warga.

“Jumlah yang dites melebihi target. Dari hasil itu, ditemukan 291 kasus baru TBC,” kata Ismono, Senin (21/7/2025).

Upaya ini, lanjut Ismono, bukan sekadar mendeteksi dini, tetapi juga bagian dari strategi memutus mata rantai penularan melalui pengobatan sejak awal diagnosis.

Semua warga yang positif TBC langsung ditangani untuk mencegah penyebaran ke lingkungan sekitar.

Namun demikian, upaya tracing masih menghadapi tantangan, salah satunya kesulitan mengambil spesimen dahak dari warga yang dicurigai terjangkit.

Baca juga: Unik, Pom Migor di Playen Gunungkidul, Sensasi Membeli Minyak Goreng ala Isi BBM di SPBU

Selain itu, rendahnya kesadaran masyarakat menjadi hambatan lain dalam program penanggulangan TBC.

“Contohnya saat batuk selama tiga minggu masih dianggap biasa. Padahal harus diperiksa lebih intensif untuk memastikan penyakit yang diderita,” ungkapnya.

Meski begitu, Dinkes Gunungkidul terus mengoptimalkan tracing dengan mendatangi langsung warga yang dicurigai.

Langkah ini menjadi bagian dari program prioritas 100 hari kerja bupati dan wakil bupati dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.

“Semakin banyak ditemukan, maka tidak hanya pengobatan lebih mudah. Tapi, potensi penularan juga dapat ditekan,” jelas Ismono.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Gunungkidul, Sidig Hery Sukoco menambahkan, skrining menjadi metode efektif untuk menekan potensi penularan.

Upaya Dinas Kesehatan Gunungkidul ini diharapkan dapat mempercepat terwujudnya visi daerah yakni Gunungkidul Sehat, Wargane Kuat, Masa Depan Hebat.

“Kegiatan skrining ini tidak hanya mengurangi risiko penderita, tapi juga memberikan pengobatan sejak dini agar segera sembuh,” tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved