Presiden Prabowo Ancam Tindak Tegas Penggilingan Padi Nakal: Vampir-vampir Ekonomi Rakyat!

Presiden Prabowo Subianto mengaku akan menyita semua penggilingan padi milik produsen beras yang telah berlaku curang selama ini. 

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Dewi Rukmini
SAPA WARGA - Presiden RI, Prabowo Subianto, menyapa warga masyarakat saat berkunjung ke Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7/2025). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, akan menidak tegas para penggiling padi nakal yang telah merugikan masyarakat Indonesia.

Tak main-main, Prabowo mengaku akan menyita semua penggilingan padi milik produsen beras yang telah berlaku curang selama ini. 

Khususnya bagi produsen atau penggilingan padi yang membungkus beras biasa dengan stempel beras premium, kemudian menjual di atas harga eceran tertinggi (HET). 

"Saudara-saudara, ini kan penipuan. Ini adalah pidana. Saya minta Jaksa Agung sama Kapolri usut dan tindak," ucap Presiden Prabowo Subianto saat meresmikan 80 ribu kelembagaan Koperasi Desa Merah Putih di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7/2025). 

Prabowo bercerita, sekitar dua setengah bulan lalu mendapatkan laporan bahwa harg gabah kering sudah bagus di angka Rp6.500 per kg.

Kendati demikian, Pihaknya juga mendapat informasi bahwa masih ada penggiling-penggiling padi yang nakal.

Mirisnya, justru penggilingan padi besar yang paling nakal. 

"Oh begitu, mentang-mentang besar, lu (kamu) kira pemerintah Indonesia enggak (tidak) punya gigi," katanya. 

Setelah itu, RI 01 mengaku langsung membuka Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33.

Lantas, Dia menanyakan pendapat Mahkamah Agung, Hakim Agung, dan jajarannya soal apakah UUD 1945 adalah sumber hukum tertinggi di Indonesia. Hal itupun dibenarkan oleh Mahkamah Agung ataupun Hakim Agung. 

Baca juga: Presiden Prabowo Ibaratkan Koperasi Desa Merah Putih Seperti Lidi

Kemudian, Ia bertanya apakah Pasal 33 dan ayat-ayatnya perlu ditafsirkan lagi atau bahasa Indonesianya sudah jelas. Disebutkan jawaban mereka sudah jelas. 

"Lalu saya tanya kepada semua penasihat, apakah beras atau penggilingan padi adlaah cabang produksi yang penting bagi negara serta menguasai hajat hidup orang banyak? Jawabannya iya," ceritanya.

"Maka kalau penggilingan padi tidak mau tertib, tidak mau patuh kepada kepentingan negara. Ya saya akan gunakan sumber hukum ini. Saya katakan akan sita penggilingan-penggilingan padi itu. Akan saya serahkan kepada koperasi untuk dijalankan," papar dia.

Langkah tersebut diambil karena Prabowo sudah murka kepada penggilingan padi nakal ataupun para pengusaha serakah.

Apalagi berdasarkan laporan, satu penggilingan padi nakal itu bisa mendapatkan untung Rp2 triliun per bulan setiap panen.

Hal itu membuat kerugian yang dialami ekonomi Indonesia, bangsa, dan rakyat Indonesia mencapai Rp100 triliun per tahun. 

"Menteri keuangan kita setengah mati cari uang, lewat pajak inilah, bea cukai lah, dan sebagainya. Tapi Rp100 triliun kita rugi tiap tahun dan dinikmati 4-5 kelompok usaha (segelintir orang)," ucapnya.

"Saya sampaikan di acara yang penting ini karena di sini banyak bupati, gubernur, dan ribuan kepala desa yang hadir. Saya anggap ini adalah pengkhianatan kepada bangsa dan rakyat. Ini adalah upaya untuk membuat Indonesia terus lemah, terus miskin. Saya tidak terima," tegas Prabowo. 

Oleh karena itu, dia perintahkan Kapolri dan Jaksa Agung mengusut kasus tersebut hingga tuntas. 

"Kalau mereka kembalikan Rp100 triliun itu oke. Kalau tidak, kita sita itu penggilingan-penggilingan padi brengsek," ujarnya. 

Menurut dia, perilaku para pengusaha serakah itu sudah keterlaluan. Sehingga tidak perlu diperlakukan baik.

Sebab, mereka sudah diberi peringatan berkali-kali. Akan tetapi tetap tega berbuat curang dan merugikan rakyat Indonesia. 

"Petani sudah setengah mati. Rakyat kita masih banyak yang susah. Ada yang mau cari keuntungan di atas penderitaan rakyat, itu namanya adalah menghisap darah rakyat. Menurut saya itu parasit yang mengisap darah rakyat, vampir-vampir ekonomi," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved