Siswa dan Guru SMK Leonardo Klaten Diberi Bekal Pelatihan Soft Skills dari Prakosa Institute

Puluhan guru dan siswa SMK Leonardo Klaten mendapatkan pelatihan peningkatan soft skill

|
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Hari Susmayanti
Tribunjogja/Dewi Rukmini
PELANTIHAN : Siswa SMK Leonardo Klaten saat mengikuti salah satu materi dalam pelatihan peningkatan soft skills pada Sabtu (12/7/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Puluhan guru dan siswa SMK Leonardo Klaten mendapatkan pelatihan peningkatan soft skill selama tiga hari dari Prakosa Institute pada Kamis (10/7/2025) sampai Sabtu (12/7/2025). 


Pelatihan itu menjadi bagian dari uji coba modul SATWIKA, framework penguatan soft skills yang dikembangkan khusus untuk SMK. 


Direktur Utama Prakosa Institute, Petra Wiyakti Bodrogini P, mengatakan kegiatan tersebut menandai dimulainya program rintisan peningkatab soft skills bagi SMK di Provinsi Jawa Tengah.


Ia menyebut SMK Leonardo Klaten menjadi sekolah pertama sebagai lokasi khusus (lokus) pelaksanaan kegiatan itu. 


Dikatakan, pelatihan itu bertajuk peningkatan soft skills untuk kebekerjaan, kewirausahaan, dan kelanjutan studi. 


Workshop tersebut menjadi langkah awal membekali guru dan siswa dengan keterampilan esensial untuk kesiapan kerja, membangun jiwa wirausaha, maupun melanjutkan studi ke jenjang selanjutnya. 


"Saya berharap program itu dapat memberikan dampak positif tidak hanya bagi sekolah dan siswa, tetapi juga masyarakat luas. Karena soft skills atau sering disebut power skills adalah keterampilan yang wajib dimiliki oleh lulusan pendidikan vokasi. Agar mereka siap menghadapi tantangan dunia kerja, membangun wirausaha, maupun melanjutkan studi ke jenjang berikutnya," ungkap Petra. 


Pihaknya bersama SMK Leonardo Klaten pun berkomitmen untuk melanjutkan program tersebut melalui pendampingan intensif dan workshop lanjutan bagi guru serta siswa. 


Hal itu untuk memastikan keberlanjutan serta dampak program piloting tersebut. 


Lebih lanjut dijelaskan bahwa program pelatihan itu dilatarbelakangi adanya transformasi dunia kerja yang berkembang pesat akibat globalisasi, kemajuan teknologi, serta perubahan demografi, dan iklim. 

Baca juga: Perputaran Uang Wisata Libur Sekolah di Sleman Ditaksir  Rp 1,3 Triliun


Sehingga menuntut lulusan pendidikan vokasi memiliki keterampilan esensial di luar aspek teknis.


Berdasarkan data Bank Dunia, menunjukkan 1,2 miliar pemuda di negara berkembang yang memasuki usia kerja dalam 10 tahun mendatang, hanya tersedia 420 juta pekerjaan baru. 


Di Indonesia sendiri teah memasuki era bonus demografi sejak 2020, sehingga kebutuhan pendidikan vokasi yang relevan dan adaptif menjadi semakin penting. 


Kendati demikian, program khusus mengasah soft skills semisal komunikasi, kolaborasi, pemecahan masalah, dan berpikir kritis masih terbatas.


Padahal sesuai riset Linkedln, sekitar 57 persen pemimpin perusahaan menilai soft skills lebih penting ketimbang keterampilan teknis.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved