Rangkuman Ilmu Pengetahuan

KENAPA Ular Jadi Simbol Kesehatan Dunia? Ini Alasannya dan Kisah Mistik di Balik Dunia Medis

Di balik simbol ini, berdiri sosok mitologis bernama Asclepius, dewa pengobatan dalam mitologi Yunani. 

Dok. WHO
Logo World Health Organization, Logo WHO, Logo Organisasi Kesehatan Dunia 

TRIBUNJOGJA.COM - Mendengar kata ular bisanya cukup membuat sebagian besar orang bergidik. 

Binatang melata ini dikenal dengan racunnya yang mematikan, gerakannya yang licin, dan aura misterius yang kerap melekat padanya. 

Tapi siapa sangka di balik reputasi mengerikannya, ular justru menjadi lambang dari dunia kesehatan yang kita percaya hingga hari ini.

Simbol tongkat dengan ular melilitnya bukan hal asing bagi mata kita. 

Ia tampil anggun di logo rumah sakit, kemasan farmasi, hingga lambang organisasi medis internasional seperti World Health Organization (WHO) atau Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Pertanyaannya, “mengapa ular?”

Mari kita telusuri akar sejarahnya. Jawabannya ternyata tak sesederhana desain logo belaka. 

Ular menyimpan warisan simbolis yang dalam dari dunia kuno, mitologi, hingga ritual penyembuhan.

Dewa Penyembuh & Ular yang Sakral

Di balik simbol ini, berdiri sosok mitologis bernama Asclepius, dewa pengobatan dalam mitologi Yunani. 

Asclepius digambarkan membawa tongkat kayu sederhana dan di sanalah seekor ular melingkar dengan anggun.

Legenda menyebutkan, Asclepius memiliki kemampuan luar biasa: menyembuhkan penyakit bahkan membangkitkan orang mati. 

Dalam salah satu kisah, ia melihat seekor ular yang mati kemudian dihidupkan kembali oleh ular lain dengan sejenis ramuan.

Dari situlah ia belajar rahasia penyembuhan bukan dari dewa lain, tapi dari ular.

Tak heran, di kuil-kuil penyembuh yang disebut asclepieion, para pasien tidur ditemani ular hidup yang tidak berbisa. Ular dianggap membawa aura kesembuhan. 

Mereka dipercaya mampu menyerap energi sakit dan membantu proses pemulihan secara spiritual.

Simbolisme Ular: Racun, Regenerasi, dan Keseimbangan

Ular adalah makhluk penuh paradoks. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved