Lagi, Sepuluh Wisatawan Pantai Baru Bantul Tersengat Ubur-ubur

Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah IV Kabupaten Bantul, Nugroho, mengatakan, kejadian wisatawan tersengat ubur-ubur mulai terjadi pada Jumat

Dok. SAR Satlinmas Wilayah IV Kabupaten Bantul
UBUR-UBUR: Personel SAR Satlinmas Wilayah IV Kabupaten Bantul sedang melakukan pengobatan terhadap wisatawan yang tersengat ubur-ubur di Pantai Baru, belum lama ini. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Jumlah wisatawan Pantai Selatan (Pansela) Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, yang tersengat ubur-ubur kian bertambah. Satu di antaranya, terjadi di kawasan wisata Pantai Baru dengan jumlah 10 wisatawan tersengat ubur-ubur.

Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah IV Kabupaten Bantul, Nugroho, mengatakan, kejadian wisatawan tersengat ubur-ubur mulai terjadi pada Jumat (27/6/2025) dan masih berlangsung sampai saat ini. Pasalnya, ubur-ubur itu masih banyak ditemukan di kawasan Pansela.

"Awalnya, pada Jumat (27/6/2025) ada empat orang yang tersengat ubur-ubur. Sehari berikutnya, ada tiga wisatawan, dan sehari berikutnya lagi bertambah tiga wisatawan. Jadi, total ada 10 wisatawan yang tersengat ubur-ubur," katanya, kepada awak media, Rabu (2/7/2025).

Disampaikannya, rata-rata wisatawan yang tersengat ubur-ubur itu terjadi pada kalangan anak-anak yang asik bermain air di Pantai Baru. Anak-anak itu tidak mengetahui terkait keberadaan ubur-ubur, sehingga tersengat.

Tidak ada korban jiwa dari kejadian itu. Seluruh wisatawan yang tersengat ubur-ubur disebut telah menadapatkan penanganan dari SAR Satlinmas Wilayah IV. Personel itu pun sudah berpengalaman dalam menangani wisatawan yang tersengat ubur-ubur.

"Wisatawan yang tersengat ubur-ubur kita evakuasi ke posko SAR kemudian diberikan obat pereda sakit nyeri dan gatal bisa sudah pulih kembali," ujar dia.

Sebagai langkah antisipasi kejadian serupa, pihaknya pun kerap berpatroli dan memberikan imbauan kepada para wisatawan terkait keberadaan ubur-ubur ketika menyengat tubuh. Katanya, walau tidak menyebabkan kematian, wisatawan akan merasakan gatal-gatal, panas, hingga nyeri pada kulit apabila tersengat ubur-ubur.

"Jadi, jika ada ubur-ubur yang terdampar di pantai akan kami dibersihkan dan ditimbun dalam pasir. Karena, memang bulan Juni, Juli dan Agustus merupakan musim ubur-ubur laut menepi di pantai saat air laut dingin dan ada angin kencang serta gelombang tinggi (musim timuran)," tutur Nugroho.

Pihaknya pun memperkirakan jumlah wisatawan yang tersengat ubur-ubur semakin bertambah. Pasalnya, selama Juni sampai Juli menjadi momen libur panjang sekolah dan beberapa di antaranya banyak yang menghabiskan momen tersebut untuk berkunjung ke obyek wisata, salah satunya di Pansela.

"Akhir bulan Juni hingga pertengahan bulan Juli kan musim libur panjang sekolah sehingga kunjungan wisatawan juga meningkat sehingga wisatawan yang tersengat ubur-ubur juga bertambah," sambungnya.

Sementara itu, anggota SAR Satlinmas Wilayah IV Kabupaten Bantul, Tri Juwanto, menuturkan, ubur-ubur tidak saja jadi ancaman bagi wisatawan namun juga bagi nelayan saat melaut. Meski sudah hafal bentuknya ubur-ubur, akan tetapi masih saja ada nelyan yang juga tak sengaja tersengat ubur-ubur.

"Ya tetap sakit tapi bagi nelayan tersengat ubur-ubur. Itu sudah hal yang wajar, namun sebisa mungkin dihindari. Ya kita juga enggak mau kesakitan akibat tersengat ubur-ubur," jelasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa ubur-ubur yang muncul ini berbarengan dengan musim timuran bagi nelayan atau musim paceklik ikan. Maka, tidak semua nelayan melaut, sehingga jarang yang tersengat ubur-ubur.

"Ubur-ubur tidak saja di pinggir pantai namun juga bertebaran di tengah laut sehingga nelayan harus berhati-hati saat menarik jaring di laut. Kadang ada ubur-ubur yang tersangkut di jaring nelayan dan tak sadar tangan nelayan tersengat ubur-ubur," tandasnya.(nei)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved