DPP Kulon Progo Antisipasi Dampak Kemarau Basah pada Tanaman Palawija

Kepala DPP Kulon Progo, Drajat Purbadi mengatakan perhatian utama diberikan pada tanaman jenis palawija.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Foto dok ilustrasi. Tanaman bawang merah 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulon Progo menyiapkan berbagai langkah antisipasi dalam menghadapi musim kemarau basah di tahun ini. Antisipasi terutama berkaitan dengan budidaya tanaman pangan selama musim tersebut.

Kepala DPP Kulon Progo, Drajat Purbadi mengatakan perhatian utama diberikan pada tanaman jenis palawija.

"Kami harus lebih berhati-hati dalam penanaman palawija di musim kemarau basah ini," kata Drajat pada Rabu (02/07/2025).

Tanaman palawija biasanya ditanam saat musim kemarau atau di sela-sela musim tanam padi. Jenisnya berupa umbi-umbian, kacang-kacangan, sayuran, hingga buah-buahan.

Menurut Drajat, perlu ada perhitungan matang untuk memulai penanaman palawija di musim kemarau basah ini. Sebab potensi curah hujan tinggi masih ada di kemarau ini, dan bisa berdampak buruk pada tanaman palawija.

"Makanya sekarang perlu melihat kondisi cuaca, kalau curah hujannya kurang maka bisa dimulai penanaman palawijanya," jelasnya.

DPP Kulon Progo tetap mengantisipasi potensi kekeringan di musim kemarau ini. Sebab di sejumlah wilayah penanaman padi tetap dilakukan meski air untuk irigasi bisa berkurang karena sudah memasuki musim kemarau.

Belum lama ini, kelompok tani (poktan) di Kulon Progo mendapatkan bantuan pompa air dari pemerintah pusat. Bantuan tersebut merupakan hasil aspirasi anggota DPR-RI, Siti Hediati Soeharto.

"Pompa air nantinya bisa dimanfaatkan untuk area persawahan yang berada di ujung irigasi," ujar Drajat.

Selain pompa air, bantuan yang diberikan berupa traktor untuk pengolahan lahan sawah. Salah satu penerimanya adalah Poktan Tani Maju Wijimulyo, Kapanewon Nanggulan.

Ketua Poktan Tani Maju Wijimulyo, Antonius Jemikin mengatakan bantuan tersebut bisa membantu memperbaiki pola pertanaman. Sebab sebelumnya, pola tanam sempat mengalami kemunduran akibat kendala dan keterbatasan alat pertanian.

"Kami bersyukur bisa mendapatkan bantuan ini karena bisa memperbaiki pola penanaman padi di wilayah kami," kata Jemikin beberapa waktu lalu.(alx)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved