Kisah Duka Gagal Panen MT Kedua di Klaten, Petani: Bunuh Satu Tikus, Datang Lagi Bergerombol
iprediksi lebih kurang ada 70 hektare lahan persawahan di Desa Demakijo, Kecamatan Karangnongko, Klaten diserang hama tikus.
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Iwan Al Khasni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini
Tribunjogja.com Klaten - Petani padi di Desa Demakijo, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah cuma bisa pasrah.
Tanaman padi yang dinanti-nanti bakal panen melimpah ludes diserang hama tikus.
Diprediksi lebih kurang ada 70 hektare lahan persawahan di Desa Demakijo, Kecamatan Karangnongko, Klaten diserang hama tikus.
Satu diantara lahan persawahan yang diserang hama tikus adalah milik Slamet (65).
Dia adalah petani di Desa Demakijo, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Sawah milik Slamet berada di sebelah selatan jalan tol Jogja-Solo dengan luas sekitar 2.100 meter persegi.
"Kondisinya parah, hampir semuanya rusak. Jadi tidak bisa panen," katanya kepada Tribunjogja.com, Senin (1/7/2025).
Slamet mengungkapkan, awalnya padi yang ia tanam tumbuh bagus.
Namun ketika menginjak usia dua bulan dan mulai tumbuh biji, tiba-tiba tanamannya diserang hama tikus.
"Awalnya batang yang diambil tikus cuma sedikit. Tapi tahu-tahu habis, hanya tersisa daunnya, sudah tidak bisa dipanen. Akhirnya ditebas dan hanya untuk pakan sapi," ujar Slamet.
Ia mengatakan jika kondisi normal bisa panen sekitar satu ton.
Namun karena gagal panen, ia hanya bisa pasrah.
Menurut dia, sejumlah upaya telah dilakukan untuk mengusir hama pengerat tersebut.
Dia telah mencoba memberi obat untuk membasmi tikus.
Namun tikus yang datang justru lebih banyak dan bergerombol.
"Pokoknya setiap membunuh tikus satu, terus yang datang malah lebih banyak. Jadi kalau ada tikus malah saya biarkan, karena takut jadi lebih banyak. Tikusnya kecil-kecil, tidak bisa dihitung," paparnya.
• Sawah di Klaten Diserang Tikus Pithi, Diobat Tak Mempan Malah Merajalela
Meski mengalami gagal panen, Slamet tidak putus semangat.
Ia lebih memilih menanam padi kembali mulai dari awal dan berharap hama tikus segera pergi.
Sehingga hasil tanamannya kali ini lebih baik serta bisa panen.
Kaur Kesra Desa Demakijo, Slamet Raharjo, mengungkapkan, tanaman padi yang terserang hama tikus memiliki ciri-ciri batang padinya tidak bisa naik.
Atau jika dilihat sekilas, tanaman padi terlihat botak atau belang-belang karena ada batang padi yang hilang dimakan tikus (hanya sisa daunnya).
"Kalau tikus menyerang tanaman dengan mematahkan batang padi yang masih muda, jadi padinya belum naik," katanya.
Dia mengatakan, para petani sudah mencoba mengobati agar hama tersebut hilang.
Namun cara itu tidak ampuh dan hama tikus yang datang justru lebih banyak.
"Petani juga sempat mencari liang-liang tikus di pematang sawah atau saluran irigasi."
"Tapi liangnya juga tidak ketemu. Kalau tikus biasa kan bikin lubang, tapi tikus yang ini tidak. Kalau datangnya itu malam. Tiba-tiba datang serentak dan pergi juga bareng-bareng," tandasnya. (drm)
Pemkab Sleman Utang Rp45 Miliar untuk Bangun Gedung RSUD |
![]() |
---|
Mapolda DIY Dibersihkan Usai Kericuhan, Sri Sultan HB X Pastikan Situasi Kondusif |
![]() |
---|
Gedung Rusak saat Demo, Layanan SKCK hingga Pengaduan di Polda DIY Ditutup Sementara |
![]() |
---|
Kebijakan Harus Peka, Sri Sultan HB X Tekankan Pentingnya Empan Papan |
![]() |
---|
Tiga Mitra Grab Jadi Korban insiden 28–29 Agustus, Perusahaan Turun Tangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.