SPMB 2025

10 SD di Gunungkidul Nihil Pendaftar

Nihilnya  pendaftar SPMB di sepuluh sekolah ini salah satu faktor yang mempengaruhi yakni lokasi sekolah yang jauh atau berada di pinggiran.

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
MChe Lee/Unsplash
KELAS KOSONG: Ilustrasi sekolah. 10 sekolah dasar di Gunungkidul DIY nihil pendaftar pada SPMB 2025. 

Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Gunungkidul mencatat sebanyak sepuluh sekolah dasar (SD) nihil pendaftar pada pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ini.

Adapun sepuluh sekolah yang dimaksud yakni SDN Giripanggung Tepus, SDN Gunungsari Semanu, SDN Gupakan II Tepus, SDN Jaten Tanjungsari, SDN Kropak Tepus, SDN Puleiring Tepus, SDN Wonolagi Playen.

Kemudian, SD Kanisius Bandung I Playen, SD Muhammadiyah Boarding School, SD Muhammadiyah Gebang Rongkop, SD Muhammadiyah Pilangrejo, SD Muhammadiyah Wareng, SD Muhammadiyah Wonodoyo, dan SD Swasta Sanjaya Giring Paliyan.

Sekretaris Disdik Kabupaten Gunungkidul Agus Subariyanto mengatakan nihilnya  pendaftar SPMB di sepuluh sekolah ini salah satu faktor yang mempengaruhi yakni lokasi sekolah yang jauh atau berada di pinggiran.

"Rata-rata sekolah yang tidak ada pendaftarnya ini berada di wilayah pinggiran. Dan, memang dari pendataan kami, jumlah anaknya di lokasi ini terbilang lebih sedikit dibandingkan  daerah perkotaan," ujarnya saat dikonfirmasi pada Rabu (11/6/2025).

Ia melanjutkan faktor lain  turut  mempengaruhi sepinya pendaftaran SPMB SD tahun ini, mengacu dari statistik  yakni jumlah kuota yang disediakan dengan total pendaftar.

"Jumlah kuota dan total pendaftar memiliki jarak yang cukup jauh. Tahun ini, kami menyediakan kuota 13.888 siswa, tetapi yang mendaftar hanya 7.111 siswa dan diterima 6.666 siswa," ucapnya.

Sementara itu, terkait sekolah yang kekurangan rombongan kelas (Rombel), kata Agus, jumlahnya juga cukup banyak sekitar 400 sekolah. Di mana,  merujuk standar SPMB, idealnya satu rombel berisi 28 siswa.

"Banyak sekolah yang tidak memenuhi kuota rombelnya. Namun, tahun ini tidak ada sekolah yang diregrouping karena sekolah masih memungkinkan untuk melanjutkan pembelajaran tanpa harus digabung," papar dia.

Dia berujar untuk siswa yang tidak lulus pada pelaksanaan SPMB online, bisa melakukan pendaftaran kembali secara offline di sekolah negeri ataupun swasta yang kuotanya belum terpenuhi.

"Untuk yang belum lulus, bisa memilih negeri atau swasta yang kuota belum terpenuhi dengan offline," ucap dia.

Terpisah Wakil Ketua DPRD III Gunungkidul, Heri Nugroho mengatakan pelaksanaan SPMB SD sudah berjalan dengan baik. Menurutnya, pelaksanaannya sudah  mengedepankan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam setiap tahapan proses perekrutan.

"Dari hasil monitoring yang kami lakukan pada pelaksanaan SPMB SD ini secara keseluruhan berjalan dengan lancar dan sudah dilaksanakan sesuai prosedur," ucap dia.

Namun di satu sisi, dirinya juga menyoroti banyaknya sekolah yang masih kekurangan rombel. Menurutnya, hal ini terjadi berkaitan erat dengan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah tersebut.

"Pendidikan saat ini harus berlomba-lomba untuk meningkatkan sarana dan prasarana. Dan, dinas terkait harus bisa mewadahi hal tersebut. Sebab, para orang tua itu kecenderungannya memilih sekolah dengan kondisi sarpras baik", ucapnya.

Ia mengatakan, pihak dinas harus bisa mengevaluasi terkait bagaimana sekolah itu mendapatkan nilai tambahan dari pokok pendidikan dasar untuk menarik siswa baru. 

’’Harus menjadi evaluasi dan introspeksi bersama. Bagaimana pendidikan itu bisa bersaing," tandasnya (ndg)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved