Enam Kandidat Bersaing Jadi Sekda DIY, Empat dari Internal Pemda DIY

Seleksi jabatan strategis ini tak hanya menjadi ajang kontestasi internal, tetapi juga membuka ruang bagi kandidat eksternal dari luar provinsi.

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
PURNATUGAS: Sekda DIY, Beny Suharsono, akan memasuki masa purnatugas pada 1 Juni 2025 mendatang. 

TRIBUNJOGJA.COM- Bursa calon Sekretaris Daerah (Sekda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memasuki babak krusial. Setelah masa pendaftaran resmi ditutup pada Jumat (24/5/2025) lalu, enam nama muncul sebagai kandidat, empat di antaranya berasal dari jajaran internal Pemda DIY. 

Proses seleksi terbuka ini digelar menyusul masa tugas Sekda DIY Beny Suharsono yang akan berakhir pada 1 Juni mendatang.

Seleksi jabatan strategis ini tak hanya menjadi ajang kontestasi internal, tetapi juga membuka ruang bagi kandidat eksternal dari luar provinsi.

Adapun dua kandidat dari luar DIY terdiri dari seorang kepala dinas di Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung, berpangkat eselon IIB, serta pejabat eselon I dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Mereka menambah dinamika kompetisi yang diperkirakan akan berlangsung ketat hingga akhir Juni.

Empat kandidat internal adalah Inspektur DIY Muhammad Setiadi, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKA) Wiyos Santoso, Kepala Bapperida Ni Made Dwipanti Indrayanti, dan Paniradya Pati Kaistimewan DIY Aris Eko Nugroho.

“Seluruh berkas pendaftaran sudah kami tutup tepat pukul 24.00. Saat ini kami tengah menyelesaikan tahap seleksi administrasi untuk menentukan siapa saja yang berhak melanjutkan ke tahap berikutnya,” ujar Sekda DIY Beny Suharsono, Rabu (28/5/2025).

Seleksi terbuka ini mengacu pada pengumuman resmi Nomor B/800.1.2.6/1948/Pansel JPT DIY/2025 yang dipublikasikan melalui laman resmi Pemda DIY dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DIY.

Total terdapat tujuh tahapan dalam proses seleksi.

Tahapan dimulai dengan pengumuman dan pendaftaran pada 9–23 Mei, disusul seleksi administrasi yang berlangsung sejak 10–24 Mei. Hasil seleksi administrasi akan diumumkan pada 26 Mei. Kandidat yang lolos akan mengikuti penulisan makalah pada 28 Mei, uji kompetensi pada 2–5 Juni, dan wawancara serta uji gagasan pada 23 Juni.

Pengumuman akhir hasil seleksi dijadwalkan pada 25 Juni 2025.

Wawancara mendalam akan dipimpin langsung oleh Wakil Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Pusat selaku Ketua Panitia Seleksi.

Hasil akhir seleksi akan dikirim ke pemerintah pusat dan diproses melalui Tim Penilai Akhir (TPA) sebelum penetapan nama Sekda definitif.

“Semua proses dilakukan transparan dan profesional. Harapan kami, dari proses ini akan terpilih figur terbaik untuk melanjutkan estafet kepemimpinan administratif di DIY,” ujar Beny.

Sambil menunggu proses seleksi rampung, Pemda DIY tengah mengajukan pengangkatan Penjabat (Pj) Sekda kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Langkah ini dinilai penting untuk menghindari kekosongan jabatan setelah masa tugas Beny Suharsono berakhir.

“Proses pengangkatan Pj Sekda sudah kami siapkan. Surat permohonan akan segera dikirimkan dan kami perkirakan proses evaluasi akan memakan waktu satu minggu hingga sepuluh hari ke depan,” jelasnya.

Jika berjalan sesuai rencana, Pj Sekda akan mulai menjalankan tugas pada 1 Juni mendatang.

Pekerjaan rumah

Menjelang masa pensiunnya, Beny Suharsono menekankan empat pekerjaan rumah besar yang harus segera diatasi oleh Sekda terpilih.

Pertama, percepatan penurunan angka kemiskinan yang hingga saat ini masih berada di angka 10,4 persen. Pemda DIY menargetkan angka tersebut berada di bawah dua digit sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Kedua, persoalan ketimpangan pendapatan antarwilayah, khususnya antara Kabupaten Sleman, Bantul, dan Kulon Progo. Rasio ketimpangan yang mendekati 0,5 menunjukkan adanya kesenjangan signifikan dalam pemerataan pendapatan.

Ketiga, ketimpangan pembangunan antara wilayah utara dan selatan DIY. Ketimpangan ini menyebabkan disparitas dalam akses infrastruktur dan pelayanan publik.

Keempat, isu lingkungan yang semakin mendesak. Perubahan fungsi lahan dari pertanian ke non-pertanian, terutama di kawasan yang belum memiliki perlindungan tata ruang, berpotensi mempercepat kerusakan lingkungan dan menurunkan ketahanan pangan.

“Empat hal itu saya anggap sebagai tantangan besar yang perlu segera ditangani. Selama dua tahun saya menjabat, belum semuanya bisa terselesaikan. Di luar itu, saya tidak akan bercerita soal prestasi, tetapi prestasi Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur DIY,” ujar Beny.

Tantangan lain yang menanti Sekda baru adalah penguatan manajemen sumber daya manusia. Pemda DIY menghadapi kesenjangan generasi pegawai, dengan semakin berkurangnya ASN yang memenuhi syarat untuk menduduki jabatan tinggi.

Sebagai langkah strategis, Pemda menerapkan sistem penugasan sementara (Plt) serta program magang bagi pejabat muda agar memperoleh pengalaman memimpin.

“Kepala Dinas Perhubungan sekarang berasal dari latar belakang keuangan. Tapi dengan pelatihan dan pendampingan, kami optimistis ia mampu menjalankan tugas teknis secara optimal,” kata Beny.

Beny berharap seluruh proses seleksi dapat berjalan lancar dan menghasilkan pemimpin birokrasi yang mampu membawa perubahan dan menjaga keistimewaan Yogyakarta.

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved