Fasilitas Pengembangan IT Diharap Mampu Majukan BPR BPRS

Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan BPR Syariah (BPRS) akan difasilitasi program pengembangan sistem Informasi Teknologi (IT)

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com/Ahmad Syarifudin
SEMINAR: Pembukaan Seminar Nasional dan munaslub Perbarindo 2025 di The Alana Hotel, Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta Sabtu (24/5/2025) 

Tribunjogja.com Sleman -- Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan BPR Syariah (BPRS) akan difasilitasi program pengembangan sistem Informasi Teknologi (IT). 

Melalui fasilitas pengembangan teknologi, yang menelan anggaran senilai Rp 160 miliar, lembaga keuangan ini diharapkan bisa bersaing dengan bank profesional maupun pinjaman online (Pinjol). 

Ketua Dewan Komisaris Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudi Sadewa mengatakan selain jaminan simpanan, pihaknya juga mendorong peningkatan kualitas manajemen dan pengelolaan risiko di BPR-BPRS melalui program pengembangan IT. 

Pengembangan IT ini menurut dia sudah disetujui DPR RI dan sudah dikomunikasikan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) . Mereka sudah satu pandangan untuk menjalankan program tersebut. 

"Software sudah siap tinggal pengadaan lebih lanjut untuk hardware. Dan tahun ini akan dilakukan pilot tes dua BPR selama tiga bulan. Ini untuk memeriksa apakah masih ada yang bolong-bolong gak di software-nya. Begitu sudah siap maka kami perluas sampai 100 BPR untuk pilot pertama," kata Purbaya, disela acara Seminar Nasional dan Munaslub Perbarindo 2025 di The Alana Hotel, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (24/5/2025). 

Seminar nasional yang dihadiri BPR BPRS anggota Perbarindo ini mengusung tema 'Menatap Masa Depan dengan Implementasi Teknologi untuk Memperkuat Daya Saing BPR-BPRS'. 

Purbaya mengatakan fasilitas pengembangan teknologi menjadi penting. Sebab, selama ini masih ada sejumlah BPR- BPRS yang tertinggal dalam penggunaan IT sehingga LPS memberikan fasilitas pengembangan teknologi agar mereka bisa bersaing dengan bank profesional maupun pinjol. 

Anggaran pengembangan IT tahun ini senilai Rp 160 miliar. Purbaya mengatakan, tahun depan anggaran bisa ditingkatkan seiring semakin banyak jumlah BPR BPRS yang masuk program pengembangan IT tersebut. 

Teknologi yang digunakan juga canggih. Bahkan dirancang bisa dimanfaatkan sebagai pinjaman atau kegiatan perbankan yang dapat diakses menggunakan handphone. 

"Jadi nanti pada saatnya bisa juga untuk pinjaman atau kegiatan perbankan menggunakan handphone. Tapi pada waktunya ya, secara bertahap bergerak ke arah sana," ujar dia. 

Ketua Umum Perbarindo, Tedy Alamsyah mengatakan pemanfaatan teknologi diharapkan bisa menjadi daya saing bagi BPR - BPRS ke depan. Adapun dalam rangkaian kegiatan tersebut juga diselenggarakan munaslub. 

Musyawarah Nasional Luar Biasa ini digelar sebagai upaya harmonisasi organisasi karena ada perubahan nomenklatur keanggotaan dari Bank Perkreditan Rakyat menjadi Bank Perekonomian Rakyat

Menurut Tedy, pihaknya juga akan menggandeng beberapa perguruan tinggi, satu di antaranya Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk melakukan literasi, edukasi maupun sertifikasi. 

Mimpi besarnya industri perbankan di masa depan tidak hanya tumbuh tetapi juga membawa dampak keberlangsungan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. 

"Kami menggandeng perguruan tinggi untuk memastikan industri ini responsif dan bisa beradaptasi terhadap model bisnis baru," katanya.(*) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved