Sempat Diserang Ulat, Ladang Jagung 1,6 Hektare yang Ditanam Polisi di Sleman Berhasil Panen 

Meski sempat diserang hama, tanaman jagung di lahan bekas industri batako itu, kini berhasil panen dengan hasil cukup memuaskan. 

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
PANEN JAGUNG - Kapolresta Sleman, Kombes Pol Edy Setianto Erning Wibowo, bersama petani panen jagung di lahan Tegalsari, Trimulyo, Jumat (23/5/2025). Panen jagung di lahan tidur ini untuk mendukung ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani. 

"Mudah-mudahan hasilnya lebih bagus lagi. Karena ini kan pengolahan dari lahan tidur menjadi lahan pertanian. Nanti coba yang kedua. Mudah mudahan hasilnya lebih bagus," katanya. 

Kepala Balai Penerapan Modernisasi Pertanian DIY, Dedy Irwandi, mengatakan dalam program ketahanan pangan kerjasama antara Kementan dan Polri, pihaknya melakukan pendampingan terutama dalam budidaya agar memeroleh hasil maksimal.

Adapun Jagung yang ditanam di Trimulyo ini merupakan Jakarin. Varietas ini memiliki sejumlah keunggulan. 

"Varietas ini adaptif ditanam di lahan kering. Kalau ditanam di musim kemarau, hasilnya akan lebih baik lagi. Potensinya bisa 8-10 hektare dengan pendekatan budidaya yang baik. Jadi saya kira sinergi ini perlu dilanjutkan dengan Polres Sleman, Dinas Pertanian, dan penyuluh," katanya. 

Terkait kendala, misalnya genangan air hujan di lahan Jagung Prambanan, menurut dia perlu berkoordinasi dengan pihak BBWSO untuk mengatur mekanisme pengendalian irigasi. Hal ini penting agar tanaman jagung tumbuh dengan baik, tidak tergenang air yang dapat memicu timbulnya serangan jamur. 

Sementara itu, Lurah Trimulyo Cholik Harmoko mengapresiasi sinergi semua pihak yang telah menjadikan lahan tidur di wilayahnya sebagai locus program ketahanan pangan dengan penanaman jagung.

Program ini dinilai baik utamanya untuk meningkatkan pola tanam dan meningkatkan ekonomi di masyarakat.

Ke depan, untuk peningkatan ekonomi di masyarakat pihaknya ingin mengembangkan Trimulyo sebagai desa berbenih. 

"Harapan kami ketika bibit inbrida dari label putih, yang mana dapat diturunkan jadi ungu, akan kami dampingi. Harapannya benih nanti bisa dijual ke kelompok lain sehingga nilainya meningkat. Petani lebih baik dan sejahtera," ujar dia.(*) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved