4 Aliran Sungai di Kota Yogya Dipasangi Trash Barrier, Antisipasi Buangan Sampah dari Hulu

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menuturkan, bahwa seluruh aliran sungai di Kota Yogyakarta harus benar-benar terbebas dari sampah.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM/Azka Ramadhan
FLOATING TRASH BARRIER: Foto dok ilustrasi. Tumpukan sampah tampak memenuhi aliran Sungai Code di sekitaran Bendung Mergangsan, Kota Yogya, Selasa (24/10/2023). Empat titik aliran sungai di Kota Yogyakarta, seperti Code, Winongo, dan Gajahwong, kini dipasangi floating trash barrier. 

TRIBUNJOGJA.COM - Empat titik aliran sungai di Kota Yogyakarta, seperti Code, Winongo, dan Gajahwong, dipasangi floating trash barrier.

Kebijakan tersebut ditempuh sebagai antisipasi laju sampah  dari hulu di sisi utara, agar tidak merangsek masuk ke wilayah Kota Pelajar.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menuturkan, bahwa seluruh aliran sungai di Kota Yogyakarta harus benar-benar terbebas dari sampah.

Ia menyebut, selama ini, warga di bantaran berdalih, sampah yang memenuhi aliran sungai merupakan buangan yang terbawa arus dari hulu.

"Makanya, kita pasang trash barrier. Sehingga, kalau Kota Yogya ini di sungainya masih ada sampah, itu ya sampahnya orang kota," ucapnya, Jumat (23/5/25).

"Jadi, menyalahkannya pun mudah. Tidak bisa mengelak lagi. Kalau sekarang kan, 'Wah, Pak, niki sanes sampah kula, Pak,'," tambah Hasto.

Ia menjelaskan, jaring penghalau sampah tersebut dipasang di titik-titik aliran sungai yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sleman.

Meski demikian, supaya fair, trash barrier juga akan dipasang di sisi selatan, di aliran sungai yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bantul.

"Karena kalau kita hanya menghadang (sampah) dari atas, tapi membiarkan sampah dari kota masuk ke Bantul, kan enggak fair ya," cetusnya.

Untuk mengangkut sampah yang tersangkut di trash barrier, Pemkot Yogyakarta pun sudah merekrut tim khusus, yang tergabung dalam ulu-ulu.

Setiap harinya, mereka akan menyisir titik-titik yang dipasangi jaring sampah, untuk memboyongnya menuju unit pengolahan sampah yang dikelola Pemkot Yogyakarta.

"Ulu-ulu itu semacam pasukan orange ya, tetapi bukan untuk jalan, mereka dipekerjakan khusus untuk di sungai, namanya ulu-ulu," ujarnya. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved