Pemda DIY Fokuskan Kewaspadaan dan Strategi Pencegahan Penyakit Hewan Kurban Jelang Idul Adha 2025
Syam menekankan bahwa pengawasan tidak hanya terbatas pada PMK, namun juga pada penyakit hewan menular strategis (PHMS) lain
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Menjelang perayaan Idul Adha 2025, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengintensifkan langkah kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit hewan ternak.
Meskipun tercatat nol kasus baru Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dalam beberapa pekan terakhir, sebanyak 46 ekor ternak di tiga kabupaten masih menjalani masa pemulihan.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY, Syam Arjayanti, menyampaikan bahwa pemantauan kesehatan hewan terus diperketat sejak pekan lalu di sejumlah titik strategis seperti pasar hewan, tempat penampungan, Rumah Potong Hewan (RPH), serta lokasi pemotongan di luar RPH.
“Kesembuhan ke-46 ekor hewan ini tergantung pada tingkat keparahan penyakit dan daya tahan masing-masing ternak,” ujar Syam, Rabu (21/5/2025).
Ternak yang masih dalam masa pemulihan tersebar di tiga kabupaten: 5 ekor di Bantul, 3 ekor di Kulon Progo, dan 38 ekor di Sleman.
Syam menekankan bahwa pengawasan tidak hanya terbatas pada PMK, namun juga pada penyakit hewan menular strategis (PHMS) lain seperti zoonosis, guna mencegah munculnya wabah baru.
“Petugas di lapangan kami bekali untuk mendeteksi gejala klinis sedini mungkin. Jadi tidak boleh lengah meskipun kasus baru nihil,” jelasnya.
Sebagai bagian dari pencegahan, vaksinasi PMK terus digencarkan.
Baca juga: Jelang Iduladha, Pemkot Yogya Mulai Pantau Kesehatan Hewan Kurban
DPKP mencatat bahwa total realisasi vaksinasi telah mencapai 52.113 dosis, terutama pada zona berisiko tinggi dalam radius tiga kilometer dari titik-titik rawan.
Selain itu, petugas juga telah ditempatkan di pos-pos perbatasan untuk memantau distribusi hewan ternak dari luar daerah.
Langkah ini dijalankan sesuai Peraturan Menteri Pertanian yang masih berlaku, guna memastikan lalu lintas hewan tetap aman.
Sementara itu, dari sisi ketersediaan dan stabilitas harga, Pemda DIY memastikan tidak terjadi lonjakan signifikan.
Kepala Biro Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda DIY, Eling Priswanto, menjelaskan bahwa fluktuasi harga sapi kurban masih dalam batas wajar, berkisar antara Rp1 juta hingga Rp3 juta, tergantung ukuran.
“Harga masih terkendali dan tidak berkontribusi terhadap inflasi daerah,” ujarnya.
Kulon Progo, sebagai salah satu wilayah distribusi ternak, memiliki pasokan yang cukup dengan sekitar 150 ekor sapi siap jual.
Fokus Pemda DIY saat ini adalah menjaga tiga aspek utama: kelayakan konsumsi daging kurban, kestabilan stok dan harga, serta penegakan kebijakan sesuai standar kesehatan dan keamanan pangan.
Kombinasi antara strategi pengawasan ketat, vaksinasi massal, serta koordinasi lintas wilayah, DIY berupaya menjaga kualitas dan kelayakan hewan kurban di tengah dinamika menjelang hari besar keagamaan. (*)
589 PNS Pemda DIY Pensiun Tahun 2025, Begini Pesan Komisi A DPRD DIY |
![]() |
---|
Digitalisasi Keuangan Jadi Kunci, BPD DIY Dorong Optimalisasi ETPD Lewat KKPD dan KKI |
![]() |
---|
Pengolahan Sampah Jadi Listrik di DIY Ditargetkan Beroperasi 2027 |
![]() |
---|
Eko Suwanto Desak Pemda DIY Tingkatkan Fasilitasi Pemberdayaan Ekonomi Kreatif |
![]() |
---|
Pemda DIY Tegaskan Optimalisasi PAD dan Efisiensi Belanja Publik dalam RAPBD 2026 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.