Mengenal Alat Deteksi Gempa Distributed Acoustic Sensing yang Dikembangkan UGM dan Telkom

Gempa bumi dari skala kecil hingga besar menjadi ancaman bagi berbagai daerah di Indonesia.

Editor: ribut raharjo
Istimewa
DETEKSI DINI GEMPA - Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dalam pengembangan sistem peringatan dini gempa bumi berbasis Distributed Acoustic Sensing (DAS) atau Penginderaan Akustik Terdistribusi. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gempa bumi dari skala kecil hingga besar menjadi ancaman bagi berbagai daerah di Indonesia.

Bencana ini terjadi secara mendadak dan sulit untuk diprediksi.

Untuk meminimalisir dampak bencana yang sering menelan korban ini, dua lembaga bergandengan tangan 
dalam pengembangan sistem peringatan dini gempa bumi berbasis Distributed Acoustic Sensing (DAS) atau Penginderaan Akustik Terdistribusi. 

Adalah Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk yang melakukan pengembangan itu,

Sistem teknologi kebencanaan yang inovatif memanfaatkan infrastruktur jaringan kabel optik bawah laut milik Telkom sebagai komponen utama dalam mendeteksi aktivitas seismik secara real-time. 

Inovasi ini dipandang sebagai terobosan strategis dalam mitigasi bencana geologi, khususnya dalam menghadapi potensi gempa megathrust. 

“Teknologi ini memberikan solusi yang cepat, presisi, dan mampu menjangkau area rawan yang selama ini minim pemantauan,” kata Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si., selaku anggota tim peneliti, Rabu (21/5), dalam pertemuan dengan President Director PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, Ririek Adriansyah di Jakarta.

Kuwat menjelaskan bahwa detektor gempa berbasis DAS ini bekerja dengan mendeteksi gelombang primer (P-wave) yang muncul lebih awal dibandingkan gelombang sekunder (S-wave) yang bersifat merusak. 

Dengan keunggulan ini, sistem dapat memberikan peringatan beberapa detik hingga menit sebelum guncangan utama terjadi, memberikan waktu yang sangat krusial untuk evakuasi dini. 

Pemrosesan data dilakukan secara real-time dan terintegrasi dengan sistem geospasial, memungkinkan respons kebencanaan yang lebih cepat dan terkoordinasi. 

“Sistem ini tentunya merupakan bentuk pemanfaatan teknologi digital untuk pengurangan risiko bencana secara konkret dan berkelanjutan,” jelas Kuwat.

President Director PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, Ririek Adriansyah, menegaskan bahwa kolaborasi ini memiliki arti strategis tidak hanya dari sisi mitigasi bencana, tetapi juga dalam konteks perlindungan infrastruktur nasional. 

Menurutnya, penggunaan kabel optik sebagai elemen deteksi juga dapat meningkatkan ketahanan aset nasional yang vital dari berbagai risiko alam. 

Menurutnya, kerja sama mampu memperkuat urgensi pengembangan sistem DAS sebagai bagian dari inisiatif berkelanjutan dalam mendukung resiliensi nasional, baik dalam bidang teknologi maupun keamanan informasi. 

“Kolaborasi ini sangat penting. Selain memberikan manfaat besar dalam penguatan sistem peringatan dini kebencanaan, teknologi ini juga memiliki potensi strategis untuk mendukung pengamanan aset kabel optik bawah laut Telkom,” ujarnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved