Hari Jadi Kabupaten Sleman ke-109, Harda-Danang Siap Hadirkan Keadilan Sosial Ekonomi di Semua Lini 

Harda Kiswaya - Danang Maharsa ingin menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat Sleman dengan menciptakan keadilan ekonomi yang adil dan merata.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
Dok Pemkab Sleman
HUT KABUPATEN SLEMAN : Bupati Sleman Harda Kiswaya berfoto bersama dengan murid dan guru salah satu sekolah di Sleman beberapa waktu yang lalu 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN -- Bupati dan Wakil Bupati Sleman, Harda Kiswaya - Danang Maharsa ingin menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat Sleman dengan menciptakan keadilan ekonomi yang adil dan merata.

Kepala Daerah berkomitmen memastikan sektor pertanian, UMKM, pariwisata serta ekonomi inklusif dan kreatif memiliki kemampuan yang sama, untuk dapat meningkatkan kesejahteraan warga dan mengurangi ketimpangan. 

"Tentu saya sebagai Bupati, harus bisa hadir di semua elemen itu, dengan apa yang dibutuhkan masyarakat. Kemudian pengaturannya betul-betul menguntungkan bagi mereka," kata Harda Kiswaya. 

Langkah konkret untuk menghadirkan keadilan sosial ekonomi terus diupayakan. Di sektor UMKM misalnya, Harda menginginkan pemerintah harus hadir untuk memberikan pelatihan- pelatihan yang dibutuhkan.

Harapannya agar UMKM Sleman naik kelas. Terkait akses permodalan pemerintah juga  hadir dengan memberikan kredit pinjaman berbunga rendah, bahkan tanpa bunga secuilpun. 

Ia mencotohkan, Pemerintah Kabupaten Sleman sekarang sudah bekerjasama dengan Bank Sleman untuk membantu pinjaman bagi pelaku usaha kecil dan menengah.

Program Corporate Sosial Responsibility (CSR) Bank Sleman, saat ini telah dimanfaatkan untuk menberikan pinjaman tanpa bunga bagi pelaku UMKM. 

"Pinjaman ini maksimal bisa Rp 5 juta rupiah, tanpa bunga,"katanya. 

Adapun di sektor pertanian, Bupati mengaku sudah menginventarisir apa saja yang dibutuhkan masyarakat petani.

Utamanya kebutuhan irigasi teknis, untuk menjamin suplai air. Kemudian kebutuhan alat dan mesin pertanian (alsintan).

Melalui pemenuhan kebutuhan pertanian, Harda berharap produktivitas komoditas pertanian di Bumi Sembada bisa meningkat.

Jika produksi terus meningkat dengan kualitas dan harga pasar yang bagus, maka semakin mendekatkan petani ke arah kesejahteraan. 

Bupati Harda juga konsen dipengembangan sektor pariwisata.

Ia bahkan mempunyai cita-cita besar agar Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, yang berada di lereng gunung merapi bisa digarap menjadi destinasi wisata yang tetap mengedepankan keamanan,  tidak merusak lingkungan, tetapi bermuara pada kesejahteraan masyarakat. Langkah ini telah diawali dengan membuat kajian teknis. 

Terkait mitigasi bencana, Harda menyebut, masih tetap harus dilakukan kajian dengan menyiapkan jalur-jalur evakuasi.

Ia mengaku sudah mengajukan proposal terkait hal ini ke Kementerian Pekerjaan Umum. 

Pihaknya juga menginginkan agar Kaliurang, sebagai destinasi wisata unggulan di Bumi Sembada bisa dikelola lebih baik.

Langkah kongkretnya, Bupati mengaku sudah berbicara informal dengan Pemda DIY agar Kaliurang dikelola satu pintu saja, apakah dikelola Pemerintah Kabupaten atau Pemerintah Provinsi. 

"Saya bilang ke pemerintah Provinsi Kaliurang dikelola siapa, Sleman nderek.  Yang penting nanti bisa digarap dengan lebih baik," katanya. 

Jalan Tol

Hari Jadi Kabupaten Sleman, Harda-Danang Siap Hadirkan Keadilan Sosial Ekonomi di Semua Lini 
BANTUAN : Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa menyerahkan bantuan kepada salah satu sekolah

Pengembangan pariwisata penting untuk dilakukan. Apalagi ke depan bakal ada jalan tol yang Sleman digadang menjadi pintu masuk akses kendaraan dari luar daerah menuju Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kehadiran jalan tol bisa menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pengembangan pariwisata. 

"Mudah-mudahan ini bisa ditangkap investor. Kemudian saya berikan aturan yang memudahkan, namun sesuai prosedur. Ada kejelasan waktu dan biaya yang harus dikeluarkan, sehingga berinvestasi di Sleman menjadi nyaman,"katanya. 

Wabup Sleman Danang Maharsa menambahkan, selain akses permodalan dan pelatihan, pelaku UMKM juga perlu dibantu dengan pasar penjualannya.

Sebab problem yang dihadapi saat ini, sudah menghasilkan produk dengan kualitas dan packaging bagus tapi pasarnya masih rendah. 

"Maka perlu dipacu peningkatan produktivitas penjualan. Selama ini produk UMKM bagus, packaging bagus, tapi penjualannya perlu dibantu, dengan agenda bazar, penguatan branding dan lain sebagainya," kata Danang. 

Adapun di sektor pertanian, kata Danang, selain kebutuhan irigasi dan alsintan, Pemkab Sleman juga harus ikut mengintervensi harga jual.

Caranya dengan berkomunikasi ke Pemerintah Pusat agar harga jual komoditas pertanian tetap stabil.

Ia mencotohkan, seperti saat ini harga jual gabah diserap Bulog dengan harga Rp 6,500/kg,  petani sangat gembira, karena harganya relatif tinggi. 

"Kalau untuk Pariwisata, Pemerintah Kabupaten Sleman harus punya guiden untuk memasarkan narasi cerita sejarah. Kita dengan cerita itu, wisawatan penasaran mau datang. Misalnya, Sleman itu punya 7 geopark. Sebagian kawasan Sleman juga merupakan pabrik gula. Narasi cerita sejarah ini yang perlu ditingkatkan. Selain juga tentunya optimalisasi destinasi wisata dan desa wisata," ujar dia.

Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman tahun ini mematok target cukup tinggi yakni 7,5 juta kunjungan.

Tahun lalu, target serupa mampu terlampaui dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diperoleh mencapai lebih dari Rp 345,7 miliar atau setara 31 persen dari total PAD Kabupaten. 

Awal tahun ini, kunjungan masih cukup bagus. Pada periode lebaran bulan April misalnya, angka kunjungan wisata di Sleman mencapai setengah juta orang.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid memperkirakan perputaran uang dari sektor pariwisata pada periode lebaran yang dicatat tanggal 24 maret hingga 7 April 2025 kemarin menembus ratusan miliar rupiah. 

"Memang patut kami syukuri ditengah kondisi ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja, ternyata banyak wisatawan (di periode lebaran) yang datang ke Sleman. Cuman, tantangan Pariwisata ke depan ada PR. Soal efisiensi, jalan tol, dan kebijakan beberapa daerah terkait larangan study tour," kata Ishadi. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved