Cegah Penyebaran Penyakit, DIY Perketat Pengawasan Ternak Jelang Iduladha

Ia juga memastikan bahwa vaksinasi dan kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada para peternak terus digencarkan.

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Yoseph Hary W
Tribunjogja.com/Alexander Ermando
Ilustrasi Sapi kurban 

TRIBUNJOGJA.COM - Menjelang Iduladha 2025, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY meningkatkan pengawasan terhadap kesehatan hewan kurban. Langkah ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ternak yang masih menjadi ancaman di wilayah tersebut.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Syam Arjayanti, menyatakan bahwa penyakit seperti antraks dan penyakit mulut dan kuku (PMK) masih perlu diwaspadai.

Hingga saat ini, tercatat masih terdapat 76 kasus PMK yang tersebar di tiga wilayah, yakni Bantul, Sleman, dan Kulonprogo.

“Total didistribusikan sebanyak 50.453 vaksin,” ujar Syam.

Ia juga memastikan bahwa vaksinasi dan kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada para peternak terus digencarkan.

Sementara itu, untuk kasus antraks, Syam menegaskan tidak ada laporan kasus baru sejak kemunculan terakhir pada Maret lalu di Gunungkidul. Namun, ia mengingatkan bahwa spora antraks bisa bertahan puluhan tahun.

Upaya lainnya yang dilakukan adalah memperketat pengawasan lalu lintas ternak serta meningkatkan sterilisasi di pasar hewan dan kandang ternak.

“Kami upayakan pengawasan lalu lintas ternak dan tempat penampungan ternak. Kemudian disinfektan di pasar tempat pedagang dan peternak,” kata Syam.

Terkait ketersediaan hewan kurban, DIY dinyatakan siap memenuhi kebutuhan tahun ini. Berdasarkan data per 8 Mei 2025, jumlah ketersediaan hewan kurban mencapai 87.107 ekor, meliputi 30.859 ekor sapi, 22 ekor kerbau, 27.712 ekor kambing, dan 28.514 ekor domba.

Jumlah tersebut melebihi kebutuhan hewan kurban yang diperkirakan sebanyak 84.017 ekor, terdiri dari 26.377 ekor sapi, satu ekor kerbau, 26.250 ekor kambing, dan 31.389 ekor domba. Bantul dan Sleman menjadi wilayah dengan kebutuhan hewan kurban tertinggi, masing-masing 21.336 ekor dan 26.036 ekor.

Adapun dari sisi ketersediaan, Bantul menyumbang terbanyak dengan 32.501 ekor, disusul Gunungkidul sebanyak 30.121 ekor. Kota Yogyakarta tercatat memiliki jumlah ketersediaan paling sedikit, yakni 1.108 ekor.

“Data tersebut bergerak, kami update setiap pekan,” pungkas Syam.

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved