Pemusnahan Amunisi di Garut
Warga Sipil Korban Ledakan Amunisi di Garut Sudah 10 Tahun Kerja Bantu TNI Musnahkan Amunisi
Keluarga korban ledakan amunisi kedaluwarsa di Garut sebut korban sudah 10 tahun bekerja membantu TNI memusnahkan amunisi kedaluwarsa.
Penulis: Alifia Nuralita Rezqiana | Editor: Alifia Nuralita Rezqiana
TRIBUNJOGJA.COM, GARUT - Tragedi ledakan amunisi kedaluwarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025) pagi, menewaskan 13 orang korban, di mana 11 orang di antaranya meninggal dunia di lokasi kejadian.
Dikutip dari Kompas.com, berikut daftar korban jiwa dalam ledakan amunisi tak layak pakai di Garut :
Korban dari Anggota TNI AD (4 orang)
- Kolonel Cpl Antonius Hermawan
(Kepala Gudang Gupusmu III Puspalad) - Mayor Cpl nda Rohanda
- Kopda Eri Triambodo
- Pratu Aprio Setiawan
Korban dari Warga Sipil (9 orang)
- Agus bin Kasmin
- Ipan bin Obur
- Anwar
- Iyus bin Inon
- Iyus Rizal bin Saepuloh
- Totok
- Dadang
- Rustiawan
- Endang
Korban sudah bantu TNI selama 10 tahun
Pertanyaan tentang mengapa banyak warga sipil menjadi korban ledakan amunisi kedaluwarsa viral di media sosial.
Muncul dugaan warga mendekat ke lokasi untuk mengumpulkan selongsong bahan peledak yang bernilai ekonomis karena terbuat dari besi dan kuningan.
Namun, Agus (55), kakak kandung Rustiwan (salah satu korban meninggal dunia) mengungkapkan hal yang berbeda dari dugaan.
Ia menolak adiknya disebut sebagai pemulung.
Dikutip dari Kompas.com, Selasa (13/5/2025), Agus mengungkapkan, Rustiwan telah bekerja selama 10 tahun membantu TNI dalam pemusnahan amunisi kedaluwarsa.
Hal tersebut disampaikan Agus saat berbincang dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang datang menjenguk keluarga korban di RSUD Pameumpeuk, Garut.
"Saya sebagai keluarga tak terima kalau adik saya disebut pemulung besi saat kejadian ledakan. Adik saya sudah 10 tahun kerja ke TNI bantu pemusnahan amunisi," ungkap Agus saat ditemui di Kamar Mayat RSUD Pameumpeuk, Garut, pada Selasa (13/5/2025).
Agus mengatakan, Rustiawan tidak hanya membantu TNI untuk memusnahkan amunisi kedaluwarsa di Garut saja, tetapi juga di Yogyakarta dan daerah lainnya.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menegaskan bahwa tragedi ledakan amunisi yang menewaskan belasan orang di Garut kemarin merupakan kecelakaan kerja, bukan insiden yang melibatkan warga yang sedang memulung rongsokan besi bekas amunisi.
"Ini berarti kecelakaan kerja, bukan seperti yang diinformasikan bahwa korban adalah warga yang sedang membawa rongsokan bekas amunisi. Mereka bekerja ternyata membantu TNI," kata Dedi, dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com.
Pada kesempatan sama, Dedi mengatakan, Pemerintah Kabupaten Garut (Pemkab Garut) akan memberikan santunan bagi keluarga korban dan bantuan pendidikan bagi anak-anak korban.
"Nanti di Pemkab Garut ada, kalau saya (Pemprov Jabar) memberikan santunan Rp 50 juta bagi tiap keluarga korban, dan anak-anak yang ditinggalkan akan dijamin sampai kuliah pendidikannya," ungkap Dedi.
(Tribunjogja.com/Kompas.com)
Fakta Baru Tragedi Ledakan Amunisi di Garut, Komandan TNI dan Warga Sempat Debat |
![]() |
---|
Rintik Hujan Iringi Pemakaman Kolonel Antonius Hermawan di Sleman, Korban Ledakan Amunisi di Garut |
![]() |
---|
Pemakaman Kopda Eri di Temanggung, Korban Ledakan Amunisi Garut |
![]() |
---|
Mengenang Kebaikan Kolonel Antonius, Bu, Saya Udah Pulang, Saya Mau Balik Lagi |
![]() |
---|
Namanya Masuk Tentara, Kontraknya Berani Mat, Kolonel Antonius Wafat di Hari Ultah Ibunda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.