Gaspol

Toyota Starlet SE 1.3 1987: Perburuan Hatchback Legendaris Bermesin 1300cc

Tipe SE yang mengusung mesin 1300 cc menurutnya lebih bertenaga dibandingkan varian XL yang hanya 1000 cc.

Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
Dok.Istimewa
Toyota Starlet SE 1.3 1987 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Bagi Adji Rinepta, memiliki Toyota Starlet SE 1.3 lansiran 1987 bukan semata perkara nostalgia, tapi juga tentang menuntaskan mimpi lama yang sempat tertunda.

Warga Yogyakarta ini akhirnya bisa membawa pulang mobil yang sejak masa kuliah terus membayang dalam ingatannya: Starlet kotak dengan desain sederhana namun berkarakter kuat.

“Ini mobil impian zaman kuliah, tahu dan ngulik Starlet sekitar kuliah, langsung jatuh cinta sama bentuknya,” kenang Adji.

Setelah lulus, bekerja dan berkeluarga, ia pun ingin berkeinginan mewujudkan cita-citanya memiliki mobil tersebut. Namun, mewujudkan impian itu bukan perkara mudah.

Selama lebih dari satu tahun, Adji harus bersabar mencari unit yang kondisinya masih ‘segar’ dan harganya masuk akal. 

“Tantangan terbesarnya ya itu, cari yang mulus tapi gak kemahalan. Sekarang banyak yang sudah digoreng harganya,” ujarnya.

Adji mengandalkan marketplace dan jaringan teman untuk berburu mobil idamannya. Hingga akhirnya ia menemukan unit yang membuatnya yakin. 

“Pas lihat langsung, kelihatan terawat. Harganya juga pas. Langsung ambil,” tambahnya.

Adji memilih Starlet tahun 1987 tipe SE bukan tanpa alasan.

Selain karena memang menyukai desain kotaknya yang khas era 80-an, faktor fungsional juga jadi pertimbangan.

Tipe SE yang mengusung mesin 1300 cc menurutnya lebih bertenaga dibandingkan varian XL yang hanya 1000 cc.

Toyota Starlet SE 1.3 tahun 1987 dikenal sebagai salah satu hatchback ikonik dari era 80-an.

Dengan bodi mengotak yang tegas dan proporsional, mobil ini menonjolkan kesan minimalis yang kini justru kembali digemari para pencinta retro. 

Dimensinya yang kompak membuat Starlet sangat lincah untuk penggunaan dalam kota, sementara mesin 1.3 liter-nya memberikan performa yang cukup bertenaga untuk ukuran mobil kecil.

Desain dasbor yang simpel namun fungsional, serta kepraktisan kabin, menjadikannya pilihan favorit banyak orang pada masanya.

Dengan ketahanan mesinnya yang bandel dan biaya perawatan yang bersahabat, dua faktor ini masih menjadi alasan kuat mengapa banyak penggemarnya bertahan hingga kini.

“Performa-nya juga lumayan buat harian. Dan ini Toyota, jadi sparepart gampang dan murah,” ujarnya.

Saat pertama kali dibeli, kondisi mobil bisa dibilang cukup layak. Hanya ada beberapa hal mendasar yang harus segera ditangani, seperti pajak yang mati dan perawatan mesin.

Prioritas utama adalah membayar pajak dan melakukan servis ringan seperti ganti oli serta tune up di bengkel.

“Saya nggak restorasi total. Fokusnya lebih ke perbaikan fungsional aja. Mana yang dirasa kurang, langsung ditangani. Untungnya bengkel di Jogja banyak yang ngerti Starlet, jadi enak,” tambah Adji.

Soal modifikasi, Adji memilih untuk mempertahankan keaslian mobil. Hanya bagian kaki-kaki yang sedikit disentuh: velg dan ban diganti agar tampilan lebih proporsional, selebihnya tetap standar.

Meski terkesan sederhana, memiliki Starlet kotak ini memberikan kebanggaan tersendiri. Menurutnya, yang penting adalah rasa suka dan kenyamanan pribadi. 

“Orang lain mau suka atau nggak, ya terserah. Tapi kadang ada juga yang muji di jalan. Mobil tua itu pasti ada aja yang ngelirik,” katanya sambil tersenyum.

Ke depan, Adji tak punya ambisi berlebihan. Baginya, selama mobil masih nyaman dipakai dan tetap dirawat dengan baik, itu sudah cukup.

Dan untuk siapa pun yang sedang berburu mobil retro, Adji punya beberapa tips: 

“Sabar, dana harus siap karena pasti ada perbaikan, kenalan dengan bengkel, cari tahu sedetail mungkin soal mobil incaran, dan waktu survei jangan sendirian, ajak teman yang tahu mobil untuk second opinion,” pungkasnya.(*) 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved