Gaspol

Hidupkan Memori Lawas Lagi Lewat Restorasi Honda Super Cub C800

BAGI Fahrizal Satriarga, motor lawasan bukan sekadar tunggangan. Lebih dari itu, baginya, motor dapat menghidupkan lagi memori lawas masa kecilnya.

Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Agus Wahyu
Hidupkan Memori Lawas Lagi Lewat Restorasi Honda Super Cub C800 - gaspol-supercup.jpg
TRIBUN JOGJA/ HANIF SURYO
BANGUN MEMORI - Honda Super Cub C800 milik Fahrizal Satriarga.
Hidupkan Memori Lawas Lagi Lewat Restorasi Honda Super Cub C800 - gaspol-supercup2.jpg
TRIBUN JOGJA / HANIF SURYO
BANGUN MEMORI - Honda Super Cub C800 milik Fahrizal Satriarga.

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Bagi Fahrizal Satriarga (20), motor lawasan bukan sekadar tunggangan. Lebih dari itu, baginya, motor dapat menghidupkan lagi memori lawas masa kecilnya.

Bisa jadi dipicu nostalgia, ia rela merogoh koceknya dalam-dalam demi memiliki lagi memorinya bersama Honda Super Cub C800, motor klangenan sarat kenangan di keluarganya.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga ini menceritakan, Honda Super Cub C800 1982 yang merupakan rilisan pertama untuk type ini, dulunya merupakan motor sang kakek. Honda Super Cub C800 itu pula yang kemudian digunakan oleh ayah di masa mudanya, bahkan hingga berkeluarga.

"Honda Super Cub C800 ini merupakan motor peninggalan eyang. Setelah itu, digunakan ayah ketika waktu masih bujang, bahkan ketika sampai menikah," ujar Ical, sapaan akrabnya.

"Ya, ini dulu motor satu-satunya yang dimiliki keluarga kami. Saya masih ingat betul dulu sewaktu masih kecil, motor ini sempat digunakan, bahkan untuk berboncengan lima orang, yakni bapak, ibu, dua mas saya, dan saya sendiri," kenangnya.

Sekira 2008/ 2009, lantaran kondisi motor makin menua, akhirnya Honda Super Cub C800 ini tak digunakan lagi. Di samping telah memiliki motor yang baru.

"Sejak itu, Honda Super Cub C800 ini memang tak lagi digunakan dan hanya dibiarkan dalam kondisi mesin mati dan tak terawat," kata Ical.

"Saking kondisinya yang memprihatinkan, motor ini bahkan sempat ditawar dengan harga Rp750 ribu. Daripada diuangkan, ayah saya justru berujar kepada temannya itu untuk membawa pulang motor ini secara cuma-cuma saja. Namun, kemudian itu diurungkan karena mas dan saya meminta motor itu jangan dilepas," lanjutnya.

"Setelah bekerja dan dapat menyisihkan sebagian uangnya, saya memutuskan merestorasi motor ini pada awal 2020 lalu," tambahnya.

Ada Nilai Investasi
Di samping menghidupkan lagi memori lawas ketika masa kecil menunggangi motor ini, Ical menilai motor ini juga memiliki nilai investasi. Sebab, Super Cub C800 masuk kategori motor klasik yang tak termakan oleh waktu serta masih digemari lintas generasi, dari para orang tua hingga kawula muda meski tak setenar Honda C70, Astrea Prima maupun Astrea Grand.

Padahal, Super Cub C800 adalah pelopor motor bebek modern Honda lantaran pertama kali mengusung dengan desain mengotak semua body dari head lamp, spion, lampu rem belakang, hingga speedometer yang dibuat kotak. Tak lagi bulat seperti motor bebek tahun sebelumnya.

Adapun Honda Super Cub C800 dibekali kapasitas mesin 86cc dengan mesin 1 silinder ini mempunyai kompresi 9,2 : 1 serta hanya memiliki 3 persneling saja. Selain itu, Honda Super Cub C800 sejak dulu memang terkenal akan keiritannya.

Tentu saja hal ini wajar, mengingat motor bebek ketika itu lebih mengedepankan efisiensi ketimbang performa sebab kendaraan roda dua era 1980-an murni buat wira-wiri membantu mobilitas. "Bahkan di iklannya atau poster lawasnya, Honda mengklaim Honda Super Cub C800 ini motor paling ekonomis yang mampu menempuh jarak 115 km per liter, dengan kecepatan konstan 30 km/ jam," ujar Ical.

Lebih lanjut Ical mengatakan, proses restorasi motornya ia percayakan pada sebuah bengkel di Kota Yogyakarta, lantaran memang ia tak memiliki basic otomotif. Hanya saja, sejak lama memang ia memiliki ketertarikan pada motor-motor lawas.

Proses restorasi dimulai sekira April 2020, namun pengerjaannya benar-benar molor dari target sebab bengkel tersebut terdampak pandemi Covid-19, yang menyebabkan kekurangan SDM. "Proses restorasi meliputi bagian dalam mesin, baru kemudian mempercantik tampilan body dan kelengkapan aksesoris," ujarnya.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved