Berita Viral Hari Ini

Kisah Pilu Mbah Patmi: Lansia Miskin yang Harus Mengasuh Cucu, Dipukul Bila Tak Beri Uang

Mbah Patmi hidup dalam kemiskinan bersama suaminya yang juga sudah lanjut usia, 81 tahun. Keduanya sudah tak mampu bekerja karena keterbatasan fisik.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
ist
TikTok @kabar.grobogan NENEK DIPUKULI CUCU - Tangkapan layar video Mbah Patmi (71), warga Desa Warukaranganyar, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah saat dipukuli cucunya karena tak beri uang. Dinas sosial bertindak. 

TRIBUNJOGJA.COM, GROBOGAN – Kisah Mbah Patmi, seorang nenek berusia 71 tahun asal Desa Warukaranganyar, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, menyita perhatian publik setelah videonya viral di media sosial.

Dalam video tersebut, tampak seorang remaja laki-laki memarahi hingga memukul sang nenek hanya karena tak diberi uang.

Mbah Patmi hidup dalam kemiskinan bersama suaminya yang juga sudah lanjut usia, 81 tahun. Keduanya sudah tak mampu bekerja karena keterbatasan fisik.

Namun, beban hidup mereka bertambah berat karena harus mengasuh dua cucunya, D (14) dan C (17), yang ditinggalkan oleh sang ibu sejak balita.

Ironisnya, Mbah Patmi mengaku kerap mendapat perlakuan kasar dari cucu-cucunya, terutama saat tidak mampu memenuhi permintaan uang.

Kisah Mbah Patmi bukan hanya tentang kemiskinan, tetapi juga soal beban pengasuhan lansia yang sering luput dari perhatian.

Baca juga: Deteksi Dini Kanker Payudara, RS Siloam Skrining 1.000 Perempuan Selama 3 Hari di Yogyakarta

Ia merawat D dan C dengan segala keterbatasan, meskipun penghasilan yang dimilikinya nyaris tidak ada.

Ayah dari kedua cucunya, anak kandung Mbah Patmi, memilih untuk menikah lagi dan hanya sesekali mengirim uang—itu pun jumlahnya tidak menentu.

"Saya berhemat, sebisanya saya atur agar cukup makan. Tapi kalau tidak saya kasih (uang), mereka bisa marah-marah, bahkan merusak rumah," ujar Mbah Patmi dengan suara lirih.

Rumah tempat tinggal Mbah Patmi hanya berdinding anyaman bambu.

Tak hanya tak layak, rumah itu juga menjadi saksi kemarahan cucu-cucunya yang kadang sampai merusak dinding karena frustrasi.

Viral di Medsos, Dinsos Turun Tangan

Video kekerasan verbal dan fisik terhadap Mbah Patmi pertama kali diunggah oleh akun TikTok @kabar.grobogan dan dengan cepat menarik simpati netizen.

Banyak yang mengecam perilaku D dan C, dan mempertanyakan ke mana tanggung jawab orang tua mereka.

Menyusul viralnya video tersebut, petugas dari Dinas Sosial (Dinsos), Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3AKB), serta Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Grobogan mendatangi kediaman Mbah Patmi pada Selasa (29/4/2025).

Namun, saat petugas datang, kedua cucunya sudah tak berada di rumah.

C dikabarkan pergi ke Jakarta sejak 23 April 2025 untuk bekerja di warung proyek. Sementara D menghilang tanpa pamit setelah sempat bertengkar dengan sang nenek.

"Kami akan menunggu mereka kembali. Jika sudah pulang, akan kami upayakan rehabilitasi dan pendampingan psikologis agar kejiwaannya bisa kembali stabil," ujar Kepala Dinsos Grobogan, Indri Agus Velawati.

Kasus Mbah Patmi menyuarakan isu yang lebih luas: banyak lansia di Indonesia yang harus mengasuh cucu atau anggota keluarga lain tanpa dukungan sosial dan ekonomi yang memadai.

Dalam banyak kasus, para lansia ini menghadapi kekerasan verbal, psikologis, bahkan fisik dari orang terdekat.

Pengasuhan oleh nenek atau kakek seringkali terjadi karena kondisi orang tua anak yang bercerai, menikah lagi, atau pergi merantau tanpa tanggung jawab.

Namun sayangnya, tidak semua cucu dapat memahami keterbatasan fisik dan ekonomi sang nenek atau kakek.

“Anak-anak seperti D dan C juga sebetulnya korban. Mereka tumbuh tanpa arahan orang tua dan akhirnya melampiaskan frustrasi kepada sosok yang selama ini merawat mereka—dalam hal ini, neneknya sendiri,” ujar salah satu petugas pendamping yang enggan disebutkan namanya.

Di balik ketegaran Mbah Patmi, tersimpan keinginan sederhana: hidup tenang di usia senja, tanpa tangis dan tekanan.

Ia berharap kedua cucunya bisa kembali dan berubah menjadi anak-anak yang lebih pengertian.

Kini, semua pihak berharap proses rehabilitasi psikososial dapat dilakukan setelah keberadaan D dan C diketahui.

Dinsos Grobogan pun memastikan bahwa mereka akan terus memantau kondisi Mbah Patmi dan memberikan pendampingan secara berkelanjutan. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved