Pendapatan Harian Pengemis di Klaten, Tempat Ramai Rp300 Ribu Jika Lokasi Sepi Rp150 Ribu
Lokasi yang sempat terjadi aksi kejar-kejaran petugas dengan PGOT berada di kawasan Prambanan dan Karangwuni.
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Iwan Al Khasni
Razia Pengemis Gelandangan dan Orang Terlantar Diwarnai Kejar-kejaran
Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Sebanyak 14 pengamen dan pengemis jalanan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dirazia tim gabungan Satpol PP, TNI, Polri, Dinsos P3APPKB, dan Badan Kesbangpol Klaten pada Selasa (29/4/2024).

Belasan pengemis dan pengamen itu diamankan ketika petugas menggelar operasi penertiban Pengemis Gelandangan dan Orang Terlantar (PGOT) di wilayah Jalan Nasional dari Kecamatan Prambanan hingga Tegalgondo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Operasi penertiban itu dilakukan untuk menegakkan Perda Kabupaten Klaten Nomor 3/2018 tentang Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis, serta Perda Nomor 12/2013 terkait Ketertiban Kebersihan dan Keindahan.
Operasi dalam rangka cipta kondisi tantribmas itu juga digelar agar bisa menekan kejahatan jalanan yang beberapa waktu terakhir terjadi di Bumi Bersinar.
Kabid Penegakkan Perda dan Perbup Satpol PP Damkar Klaten, Sulamto, menjelaskan saat perlaksanaan operasi sempat terjadi aksi kejar-kejaran antara petugas dan PGOT.
Namun ada dua orang pengamen yang melarikan diri setelah diamankan petugas.
"Sebenarnya kami mengamankan 16 orang tapi dua orang lepas (melarikan diri). Satu orang melarikan diri dengan masuk ke sungai dan satunya lompat dari mobil. Jadi pas mobil mau jalan, dia langsung lompat lari. Kami kejar tapi sudah tidak bisa," jelas Sulamto kepada Tribunjogja.com, Selasa (29/4/2025).
Dia mengungkapkan, dua orang yang melarikan diri itu biasa mangkal sebagai manusia silver dan manusia badut.
Lokasi yang sempat terjadi aksi kejar-kejaran petugas dengan PGOT berada di kawasan Prambanan dan Karangwuni.
Sulamto menjabarkan dari 14 orang yang diamanakan itu 13 laki-laki dan satu perempuan.
Mereka meliputi pengamen anak, pengemis, badut, manusia silver, pengamen disabilitas, pengamen biasa, dan anak punk, dengan rentang usia 13-55 tahun.
Menurut Sulamto, sekitar 70 persen yang terciduk itu berasal dari luar wilayah Klaten, semisal dari Wonogiri, Sukoharjo, Solo Surakarta, dan Yogyakarta. Mereka rata-rata menyewa rumah indekos di sekitar lokasi mengamen.
Meski begitu, banyak juga yang memilih berangkat dari daerah asal menuju tempat mangkal di Kabupaten Klaten setiap hari atau ngelaju pulang pergi.
Prakiraan Cuaca BMKG di DI Yogyakarta Hari Ini Selasa 16 September 2025, Waspada Hujan di Jam Sibuk |
![]() |
---|
Jadwal dan Lokasi Pemadaman Listrik DIY Hari Ini Kamis 18 September 2025, Jogja Kota Bantul Wonosari |
![]() |
---|
7 Arti Mimpi Menemukan Ular Mati Menurut Primbon Jawa, Pertanda Baik atau Buruk? |
![]() |
---|
8 Arti Mimpi Terjebak di Tengah Sungai Menurut Primbon Jawa, Bisa Jadi Pertanda Baik atau Buruk |
![]() |
---|
132.999 Anak di Gunungkidul Sudah Kantongi KIA |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.