Hari Buku Sedunia, Berikut 5 Buku Legendaris Indonesia yang Wajib Kamu Baca

Berikut buku novel yang telah mengukir namanya dalam sejarah sastra Indonesia yang patut untuk terus diapresiasi dan dikenang

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
Tribunnews.com
Novel Bumi Manusia - Pramoedya Ananta Toer 

Karya ini sering dianggap sebagai potret "Malin Kundang" di abad ke-20, mengisahkan tentang Hanafi, seorang pemuda Minangkabau yang sejak kecil dididik dan dipengaruhi oleh budaya Barat selama bersekolah di HBS (Hoogere Burgerschool) di Batavia. 

Pendidikan Barat ini menumbuhkan dalam dirinya pandangan yang meremehkan adat dan budayanya sendiri, bahkan membuatnya bersikap dingin dan durhaka terhadap ibunya.

Inti cerita berpusat pada konflik internal Hanafi yang terjebak di antara dua dunia: tradisi Timur yang diwariskan dan modernitas Barat yang dianutnya. 

Perjalanan cintanya yang rumit dengan Corrie du Busse, seorang gadis Indo-Perancis yang tumbuh bersamanya di Solok, menjadi salah satu fokus utama. 

Meskipun Hanafi menaruh hati pada Corrie, gadis itu awalnya hanya menganggapnya sebagai teman dan ragu untuk menjalin hubungan yang lebih dalam karena perbedaan status sosial dan budaya yang saat itu masih kuat mengakar. 

Perbedaan pandangan ini menjadi simbol dari benturan kebudayaan yang lebih luas dalam masyarakat Indonesia pada masa kolonial.

Lebih dari sekadar kisah cinta, Salah Asuhan juga menyoroti dampak pendidikan dan pergaulan dengan budaya asing terhadap identitas dan nilai-nilai pribumi. 

Sikap Hanafi yang kebarat-baratan dan merendahkan bangsanya sendiri menjadi kritik terhadap hilangnya jati diri akibat "salah asuh" dalam pendidikan. 

Novel ini menggambarkan bagaimana hegemoni budaya Barat dapat merenggut rasa hormat terhadap akar budaya sendiri. 

Tragisnya, Hanafi pada akhirnya harus menghadapi konsekuensi pahit dari pilihan-pilihannya, termasuk kerenggangan hubungan dengan keluarga, kegagalan dalam percintaan, dan penyesalan mendalam di akhir hidupnya. 

Salah Asuhan tetap relevan hingga kini sebagai cerminan kompleksitas identitas dan benturan budaya di era globalisasi.


3. Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer (1980). 

"Bumi Manusia," jilid pertama dari tetralogi Buru yang monumental karya Pramoedya Ananta Toer, pertama kali diterbitkan pada tahun 1980 dan segera menjelma menjadi tonggak penting dalam sastra Indonesia modern. 

Berlatar Surabaya pada awal abad ke-20 di masa kolonial Belanda, novel ini mengisahkan tentang Minke, seorang pemuda Jawa ningrat yang bersekolah di Hogere Burgerschool (HBS), sekolah elit pada masa itu. 

Melalui sudut pandang Minke, pembaca diajak menyelami kompleksitas kehidupan sosial, politik, dan budaya Hindia Belanda. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved