Visualisasi Kisah Kesengsaraan Yesus di Gereja Katolik Santa Perawan Maria Bunda Kristus Wedi Klaten

Teatrikal itu dilakoni oleh 70-80 pemuda-pemudi atau OMK Gereja Katolik Santa Perawan Maria Bunda Kristus Wedi Klaten. 

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Dewi Rukmini
JALAN SALIB - Suasana visualisasi atau teatrikal Tablo Jalan Salib saat peringatan Jumat Agung di Gereja Katolik Santa Perawan Maria Bunda Kristus Wedi, Kabupaten Klaten, Jumat (18/4/2025). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Sorak-sorak dan teriakan yang meminta tokoh Pilatus menjatuhkan hukuman kepada Yesus terdengar memenuhi atmosfer Gereja Katolik Santa Perawan Maria Bunda Kristus Desa Gadungan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Jumat (18/4/2025) pagi. 

Sorak-sorakan itu semakin kencang ketika tokoh prajurit memberikan hukuman cambuk kepada tokoh Yesus yang mengenakan baju putih.

Tak berhenti di sana, tokoh Yesus juga terlihat tergopoh-gopoh memanggul salib. Dia diarak melewati seluruh jemaat sambil membawa salib raksasa itu.

Terakhir, tokoh Yesus terlihat disalib bersama dua tokoh lainnya. Tak berapa lama, tokoh Yesus itu menghembuskan nafas terakhir dan dibopong ke tempat peristirahatan terakhir.

Itulah rangkuman singkat alur cerita visualisasi Tablo Jalan Salib yang dibawakan oleh para orang muda katolik (OMK) Gereja Katolik Santa Perawan Maria Bunda Kristus Wedi Klaten.

Teatrikal drama tersebut digelar untuk memperingati Jumat Agung dalam rangkaian perayaan Paskah 2025 di Gereja Katolik Santa Perawan Maria Bunda Kristus Wedi Klaten

Salah satu sutradara sekaligus pemain Tablo Jalan Salib, Bagaskara Asung Nugraha, mengungkapkan bahwa visualisasi itu mengambarkan kronologi kisah sengsara Yesus Kristus hingga wafat di kayu salib.

Teatrikal itu dilakoni oleh 70-80 pemuda-pemudi atau OMK Gereja Katolik Santa Perawan Maria Bunda Kristus Wedi Klaten

"Tahun ini, kami mengambil sudut pandang dari Simon yang dipaksa memanggul salib untuk membantu Yesus. Sebenarnya ia tidak mau, tapi tetap mau membantu Yesus sampai akhir di Gunung Golgota. Kalau digambarkan di kehidupan sekarang, bagaimana umat Katolik mau membantu atau memanggul salib Yesus," jelasnya, Jumat (18/4/2025). 

Baca juga: Korban Keracunan Massal di KLaten Tembus 160 Orang Termasuk Sinden dan Penabuh Gamelan Wayangan

Menurut Bagas, visualisasi itu bukan sekadar teatrikal atau pertunjukan drama belaka.

Namun juga jadi sebuah perenungan hati terutama bagi umat Katolik agar lebih menguatkan serta memperdalam iman. 

"Diharapkan umat Katolik bisa mengambil pelajaran cinta kasih dan pengorbanan seperti yang sudah diajarkan Yesus. Bagaimana Yesus berkurban untuk umatnya di kayu salib," ujarnya. 

Bagas melanjutkan bahwa visualisasi Tablo Jalan Salib itu adalah tradisi rutin tahunan yang selalu digelar oleh OMK Gereja Katolik Santa Perawan Maria Bunda Kristus Wedi Klaten.

Untuk memperdalam karakter dan tokoh dalam kisah itu, pihaknya selalu memulai dengan melakukan perjalanan dari Gereja Katolik Wedi menuju Gua Maria Giri Wening Sengon Kerep, Kabupaten Gunungkidul, DIY.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved