Pemda DIY Rombak Trayek Bus Listrik, Fokus Layani Wisatawan di Kawasan Malioboro

Kebijakan ini diambil menyusul evaluasi operasional bus listrik yang saat ini melayani trayek 1A dari Bandara Adisutjipto, yang dinilai kurang optimal

Tribunjogja.com/ Hanif Suryo
ANTUSIASME TINGGI - Bus listrik Trans Jogja melintas di kawasan Sumbu Filosofi, Yogyakarta, Jumat (22/11/2024). Sejak uji coba dimulai, jumlah penumpang terus meningkat, mencapai sekitar 3.182 orang hingga 23 Februari 2025, dengan rata-rata penumpang harian sebanyak 100 orang. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) akan merombak trayek operasional bus listrik mulai 1 Mei 2025 mendatang.

Pergeseran ini difokuskan untuk menjangkau kawasan wisata utama, terutama sumbu filosofis Yogyakarta, dengan titik keberangkatan awal direncanakan dari area Ngabean dan Kridosono.

Kebijakan ini diambil menyusul evaluasi operasional bus listrik yang saat ini melayani trayek 1A dari Bandara Adisutjipto, yang dinilai kurang optimal karena tumpang tindih dengan layanan Trans Jogja.

“Trayek baru nantinya tidak lagi bersinggungan dengan rute Trans Jogja. Fokusnya di kawasan kota, terutama Malioboro dan sumbu filosofis, agar lebih efektif menjangkau wisatawan,” ujar Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan DIY, Wulan Sapto Nugroho, Jumat (18/4/2025).

Dua lokasi yakni Terminal Ngabean di sisi barat dan kawasan Kridosono di sisi timur Kota Yogyakarta menjadi kandidat kuat sebagai titik awal keberangkatan.

Namun, keputusan final akan ditetapkan dalam rapat koordinasi pekan depan yang melibatkan Dishub Kota Yogyakarta dan operator bus.

Wulan menjelaskan, pemilihan dua lokasi tersebut didasarkan pada hasil uji coba teknis yang telah dilakukan.

Uji coba itu mencakup daya tahan baterai, efisiensi putaran rute, dan kebutuhan pengisian ulang. 

“Baterai bus harus kembali ke Bandara Adisutjipto saat tersisa 30 persen daya. Jadi trayek baru akan menyesuaikan dengan itu,” jelasnya.

Meski statusnya sebagai moda transportasi umum, bus listrik Pemda DIY lebih banyak dimanfaatkan untuk rekreasi.

Penumpangnya didominasi wisatawan atau warga yang ingin merasakan pengalaman naik bus listrik, bukan pengguna rutin seperti pekerja harian.

“Penggunanya bukan dari kalangan pekerja harian. Mereka lebih ke wisatawan atau masyarakat yang hanya ingin coba-coba naik bus listrik,” kata Wulan.

Dengan trayek baru, bus listrik akan beroperasi seperti shuttle bus di dalam kota. Jarak tempuh yang lebih pendek dan putaran yang lebih cepat diharapkan dapat meningkatkan frekuensi layanan dan jumlah penumpang yang terangkut. 

“Kalau dari Ngabean nanti sistemnya bisa shuttle, muter lebih banyak dan angkutannya bisa lebih maksimal,” ujarnya.

Rute baru juga akan menggunakan halte-halte Trans Jogja yang berada di sepanjang koridor yang telah ditentukan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved