Kata Pakar HI soal Warga Gaza Dibawa ke Indonesia: Ada Alternatif yang Lebih Efektif
Menurut Siti Mutiah, ada alternatif yang dinilai lebih efektif dan praktis, yakni meningkatkan kontribusi Indonesia kepada UNRWA
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Yoseph Hary W
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Presiden Prabowo Subianto menyatakan niatnya untuk menerima seribu pengungsi asal Gaza, Palestina, sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan terhadap mereka yang terdampak konflik berkepanjangan dengan Israel.
Rencana ini memicu respons beragam dari berbagai kalangan. Sebagian mendukung langkah tersebut sebagai aksi kemanusiaan, tapi ada juga yang mengkhawatirkan dampaknya terhadap status politik warga Palestina di mata internasional.
Menanggapi wacana ini, Guru Besar Geopolitik Timur Tengah dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Siti Mutiah Setiawati, MA, menjelaskan bahwa menerima pengungsi dari wilayah konflik tidak bertentangan dengan prinsip politik luar negeri Indonesia, selama tidak mengancam keamanan, ketertiban, serta kepentingan masyarakat secara umum.
Namun demikian, menurut Siti Mutiah, ada alternatif yang dinilai lebih efektif dan praktis, yakni meningkatkan kontribusi Indonesia kepada UNRWA (Badan PBB untuk Pengungsi Palestina).
"Indonesia bisa memperbesar bantuannya kepada UNRWA agar penanganan pengungsi lebih terkoordinasi," jelas dosen Hubungan Internasional Fisipol UGM tersebut, Rabu (16/4/2025).
Ia juga menyarankan agar pemerintah Indonesia mendorong negara-negara tetangga Gaza seperti Mesir dan Yordania untuk lebih aktif menerima pengungsi.
Dari segi budaya, etnis, dan bahasa, warga Palestina memiliki kemiripan yang lebih besar dengan penduduk di kedua negara tersebut, sehingga adaptasi akan lebih mudah. Selain itu, jarak geografis yang lebih dekat juga menjadi pertimbangan penting secara teknis.
Selama ini, Indonesia telah aktif menunjukkan dukungan terhadap Palestina melalui bantuan ekonomi dan diplomatik.
Dukungan politik Indonesia tampak melalui pendekatan ke negara-negara Arab dan Timur Tengah lainnya, guna mendorong solidaritas kawasan dalam menyelesaikan krisis yang dihadapi rakyat Palestina.
“Masalah Palestina bagi dunia Arab dianggap sebagai masalah bersama. Ini harus terus diingatkan, bahwa ancaman terhadap satu negara Arab adalah ancaman bagi seluruh dunia Arab,” ujar Siti.
Walaupun demikian, Siti Mutiah mengapresiasi niat baik pemerintah Indonesia yang berupaya membantu warga Gaza, terutama mengingat kondisi infrastruktur yang rusak parah—hingga 95 persen rumah hancur dan tidak layak huni.
Namun, ia menekankan pentingnya mempertimbangkan aspek-aspek geopolitik dan teknis sebelum realisasi rencana ini dilakukan.
Beberapa hal yang harus diperhitungkan menurutnya meliputi proses pemindahan pengungsi dari Gaza ke Indonesia, kesiapan lokasi penampungan, serta peran dan tanggung jawab UNRWA dalam proses ini.
Ia juga mengingatkan bahwa menerima pengungsi dalam jumlah besar dapat membawa dampak ganda, baik positif maupun negatif.
Kota Magelang Tuan Rumah Kejuaraan Provinsi BK Porprov XVII 2026 Tarung Derajat |
![]() |
---|
Dua Unit Mobil Terbakar dalam Aksi Gabungan di Mapolda DIY |
![]() |
---|
Mapolda DIY Memanas, Satu Tenda Pleton Terbakar, Satu Mesin ATM Dirusak Massa |
![]() |
---|
Penghasilan Pengemis dan Gelandangan di Klaten Rp150-Rp400 Ribu Sehari |
![]() |
---|
5 Poin Pernyataan Presiden Prabowo pada 29 Agustus 2025 Usai Tragedi Affan Kurniawan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.