Golongan Darah A dan AB Langka di Kota Yogyakarta, PMI Pastikan Permintaan Tetap Terpenuhi 

Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Yogyakarta pun berupaya mengatasi fenomena tersebut, dengan mendorong keaktifan para pendonor rutin.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
Plt Ketua PMI Kota Yogyakarta, Haka Astana. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Yogyakarta mengalami kelangkaan pasokan golongan darah A dan AB dalam beberapa pekan terakhir.

Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Yogyakarta pun berupaya mengatasi fenomena tersebut, dengan mendorong keaktifan para pendonor rutin.

Plt Ketua PMI Kota Yogyakarta, Haka Astana, mengakui, pihaknya harus bekerja keras untuk memenuhi stok maupun permintaan golongan darah A dan AB.

Terutama, rhesus tertentu yang tidak setiap hari ada pasokan masuk, baik melalui markas Unit Donor Darah (UDD) atau mobile unit yang dikerahkan.

"Maka, harus dikelola dengan baik. Mana yang kosong kita utamakan dulu," katanya, di sela giat syawalan di Markas PMI Kota Yogyakarta, Rabu (16/4/2025).

"Misal, sekitar 10 hari lalu, tiga rumah sakit inden hampir 30 kantong darah A dan AB, terutama untuk hemodialisis dan thalasemia rutin," tambah Haka.

Oleh sebab itu, pihaknya harus gencar menghubungi, serta mengingatkan para pendonor suka rela, khususnya yang mempunyai golongan darah A dan AB.

Baca juga: Tren Pendonor Menurun, PMI Kota Yogya Upayakan Stok Darah Terpenuhi selama Puasa-Lebaran

Harapannya, ketika sudah memasuki jadwal donor rutin, mereka dapat sesegera mungkin menyambangi markas PMI Kota Yogyakarta untuk disadap darahnya.

"Yang sudah waktunya donor, kan setiap 60 hari ya, itu langsung kita kontak supaya datang ke markas, agar segera bisa kita sadap," jelasnya.

Namun, jumlah golongan darah A dan AB yang masuk setiap harinya pun cenderung tidak terlalu signifikan, hanya berkisar antara 5-15 kantong. 

Manajemen pengelolaan darah praktis harus dilakukan sedemikian rupa, supaya setiap permintaan yang masuk tetap dapat dipenuhi oleh PMI.

"Mungkin karena populasinya sedikit. Harus ditata, sehingga setiap hari punya dan kebutuhan tercukupi. Kalau kita katakan cukup, itu sebenarnya cukup, tapi memang langka A dan AB," cetusnya.

"Selesai (donor) keluar, selesai keluar, ngga sempat kita simpan seperti golongan-golongan lain. Tapi, kita upayakan ada terus," urai Haka. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved