Keracunan Massal di Klaten

UPDATE Jumlah Korban Diduga Keracunan Massal di Klaten Bertambah Jadi 110 Orang, Satu Meninggal

Hanung Sasmito Wibawa, mengungkapkan saat ini korban yang mengalami dugaan gejala keracunan makanan meningkat menjadi 110 orang. 

|
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Yoseph Hary W
tribun jogja / Dewi Rukmini
DIRUJUK KE RS: Seorang warga Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang diduga mengalami keracunan dirujuk ke rumah sakit menggunakan mobil ambulance, Selasa (15/4/2025). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Jumlah warga Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang diduga mengalami keracunan makanan seusai menyantap hidangan hajatan pagelaran wayang kulit bertambah. 

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Klaten, Hanung Sasmito Wibawa, mengungkapkan saat ini korban yang mengalami dugaan gejala keracunan makanan meningkat menjadi 110 orang. 

Dari jumlah tersebut, warga yang dirujuk ke rumah sakit ada sebanyak 37 orang. Sedangkan warga yang menjalani rawat jalan sebanyak 72 orang. 

"Kemudian ada satu orang yang meninggal dunia dengan riwayat kebutuhan khusus. Jadi menurut informasi yang kami terima dari RSUP dr Soeradji Tirtonegoro (RSST) korban ada kelainan di jantung. Jadi memang ada komorbitnya," ucap Hanung kepada Tribunjogja.com, Selasa (15/4/2025). 

Hanung menyebut pihaknya telah membuka posko kesehatan di rumah salah satu warga Desa Karangturi. Posko kesehatan itu dibuka sejak Senin (14/4/2025) malam.

"Jadi jumlah korban yang kami tangani itu membludak tadi malam sampai jam 1 malam. Itu pun pagi ini juga masih ada yang berdatangan. Sehingga ada yang kami rujuk juga," paparnya. 

Dengan adanya penambahan jumlah korban dan muncul korban meninggal dunia, Hanung mengatakan insiden di Desa Karangturi sudah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB). 

"Karena melibatkan warga banyak yang jadi korban dan ada yang meninggal dunia. Maka kami mencatumkan status KLB. mudah-mudahan segera berakhir ini," katanya.

Lebih lanjut, Hanung menyampaikan bahwa rata-rata warga mengalami gejala mual, muntah, lemas, dehidrasi, hingga demam. Pihaknya pun mencurigai penyebab keracunan makanan karena bakteri. 

"Ya itu masih kecurigaan, untuk hasil pastinya nanti menunggu hasil lab dulu. Kami sudah menelusuri sampai ke air yang digunakan, sampel makanan juga sudah diambil untuk pemeriksaan lab," paparnya.

"Yang jadi dicurigai itu makanan rendang dan sambel krecek," tandasnya. (drm)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved