Paku Alam X Dorong Pacuan Kuda Jadi Olahraga Merakyat di Yogyakarta

Sri Paduka berharap pacuan kuda tidak lagi identik dengan kalangan elite, tetapi bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di Yogyakarta.

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Yoseph Hary W
Dok. KONI DIY
BERKUDA: Foto dok ilustrasi Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, Rabu (12/3/2025). Sri Paduka berharap pacuan kuda tidak lagi identik dengan kalangan elite, tetapi bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di Yogyakarta. 

TRIBUNJOGJA.COM - Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), KGPAA Paku Alam X, mendorong agar olahraga pacuan kuda dapat menjadi kegiatan yang inklusif dan merakyat.

Sri Paduka berharap pacuan kuda tidak lagi identik dengan kalangan elite, tetapi bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di Yogyakarta.

"Marilah bersama-sama memajukan kegiatan berkuda. Harapan saya, PORDASI Pacu dapat menjangkau semua kalangan masyarakat dengan lebih menarik dan tentunya secara merakyat," ujar Sri Paduka saat menerima audiensi Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia Pacu (PORDASI Pacu) di Gedhong Pareanom, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (14/4/2025).

Kunjungan tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Umum PP PORDASI Pacu, Teddy Soediro, didampingi Ketua Harian, Eddy Wijaya, serta perwakilan dari PORDASI DIY.

Selain melaporkan perkembangan organisasi, audiensi juga bertujuan untuk meminta arahan dan restu Sri Paduka terkait proses pembentukan kepengurusan PORDASI Pacu tingkat provinsi di DIY.

Seperti diketahui, setelah restrukturisasi organisasi nasional pada November 2024 lalu, PORDASI terbagi menjadi empat federasi, yakni: PORDASI Pacu, Equestrian, Berkuda, dan Polo.

DIY menjadi salah satu daerah yang masih dalam proses membentuk struktur federasi baru untuk cabang pacu.

“Silakan diatur sebaik-baiknya terkait pemilihan tersebut. Saya akan berusaha mencarikan figur yang sesuai jika diminta masukan, tapi saya tidak dapat menunjuk langsung,” jelas Sri Paduka.

PORDASI Pacu memiliki visi besar untuk menjadikan pacuan kuda sebagai olahraga yang tak hanya berorientasi pada prestasi, tetapi juga sebagai wadah pelestarian budaya dan penguatan ekonomi lokal.

Ketua Harian PP PORDASI Pacu, Eddy Wijaya, menyampaikan bahwa pacuan kuda tradisional akan digelar di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada November mendatang.

“Event ini akan menjadi wadah pembinaan atlet dan kuda tradisional yang selama ini belum terakomodasi di tingkat nasional,” ujar Eddy.

Tak hanya itu, Eddy menekankan pentingnya menjadikan olahraga pacuan kuda sebagai penggerak ekonomi daerah. 

"Event seperti ini akan mendorong berkembangnya UMKM lokal, mulai dari penjual makanan dan minuman hingga penyedia peralatan berkuda," tambahnya.

Dalam semangat merakyatkan olahraga berkuda, PORDASI Pacu juga tengah menyiapkan Paku Alam Cup, sebuah ajang pacuan khusus untuk kuda-kuda pemula.

Turnamen ini akan melengkapi Hamengku Buwono Cup yang sudah lebih dulu dikenal di kalangan penggemar pacuan kuda nasional.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved